- Swasembada Pangan Optimistis Cepat Terwujud dengan Kolaborasi NFA dan Kementrans
- Konsisten Meliput Sampah Demi Edukasi dan Solusi
- BBM Aman, Menteri ESDM Apresiasi Kesiapan Satgas Nataru Pertamina
- Dorong Energi Terbarukan, Pertamina Tampung Minyak Jelantah di Wilayah Jabodetabek dan Bandung
- Tangkap Pelaku Penganiayaan Aktivis Pembela HAM Lingkungan Hidup di Teluk Bintuni, Papua Barat
- Mentan Amran dan Panglima TNI Perkuat Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan
- Gateway of Java, Menjelajah Indahnya Panorama Yogyakarta
- Resmi Dilantik, DPC HIPPI Jakarta Timur Siap Berkolaborasi dengan Berbagai Pihak
- Ketum Pandutani: Pemaafan Koruptor yang Kembalikan Uang Korupsi Efektif Memulihkan Keuangan Negara
- Kemenekraf Dorong Penguatan Ekonomi Perempuan Melalui \'Emak-Emak Matic\'
HKTI Bulatkan Tekad Dukung Penuh Program Prioritas Prabowo-Gibran
JAKARTA - Pengurus harian Dewan Pengurus Nasional (DPN)
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Pimpinan Fadly Zon akan mendukung
penuh program prioritas yang digulirkan pemerintahan Prabowo-Gibran. Hal itu
terungkap dalam rapat di Kantor HKTI Ragunan, Jl. Harsono, Ragunan, Jakarta
Selatan. Rapat yang dimulai pukul 13. 00 WIB ini juga dimaksudkan untuk
mengkoordinasikan gerak dan langkah kepengurusan HKTI ke depannya.
Rapat yang dipimpin oleh Ir. Sadar Subagyo itu berlangsung tiga
jam dengan mendengarkan seluruh masukan dari peserta rapat berikut
komponen-komponen HKTI di dalamnya seperti Wanita HKTI, Pemuda HKTI,
Kesekjenan, dan para Ketua-ketua Bidang. Sekjen menyampaikan pokok-pokok
pertemuan dengan Ketum beberapa waktu lalu dan juga para pihak yang terlibat
dalam arus perkembangan pertanian di Indonesia.
Perhatian besar Presiden Prabowo terhadap masa depan bangsa Indonesia
lewat kedaulatan pangan, air dan energi membuat pimpinan HKTI berpikir keras
dan terus bergerak dengan para pihak agar program-program Presiden dalam Asta
Cita dapat terlaksana dengan baik sesuai sasaran.
Baca Lainnya :
- Wamen Todo Pasaribu Paparkan 3 Langkah Bangun Ekonomi Berkelanjutan 0
- Prabowo Ajak KTT G20 Entaskan Kelaparan, Mentan Gerak Cepat Bentuk Brigade Swasembada Pangan0
- Duel Lawan Mike Tyson Pecahkan Rekor, Jake Paul Raup Bayaran Rp1,43 Triliun0
- Potensi Ekspor Ikan Hias Asli Indonesia di Dunia Semakin Meningkat0
- Penampakan Langka Penguin Hitam Akibat Mutasi Genetik0
Muhammad Sirod, Wasekjen HKTI ikut memberikan masukan pada
rapat tersebut agar organisasi tua ini lebih banyak lagi bersinergi dengan
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), karena saat ini
hilirisasi natural resources berada dalam target kementerian tersebut. “Hanya
saja komoditi-komoditi yang dirancang dan ditampilkan oleh BKPM tersebut perlu
dipelajari ulang menurut versi HKTI karena siapa tahu kurang relevan dan tidak
strategis,” kata Sirod.
Anggota Dewan Pakar Gerakan Solidaritas Nasional (GSN) ini
juga berharap agar HKTI mendorong dan mencetak pengusaha muda dan menengah
untuk bisa berkiprah layaknya Sugargroup Companies dan Great Giant Pineapple
(GGP) sehingga menjadi motor agroindustri yang kongkret, berskala besar dan
berkelanjutan. Dengan begitu dapat menyerap banyak tenaga kerja dan memperkuat
pohon industri komoditi yang dimiliki negeri ini.
Kinerja Badan Gizi Nasional (BGN) juga disebut-sebut dalam
peserta rapat di antaranya masih simpang-siurnya tata cara pemasok produk
pertanian seperti sayuran, telur, susu dan daging untuk dapat diterima oleh
titik-titik dapur umum program Makan Bergizi Gratis di seluruh Indonesia.
Selain itu, Sirod mengatakan bahwa Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dan eKatalog harus dicermati oleh
banyak pihak peduli petani agar tidak digunakan oleh korporasi besar yang
menguasai komoditas pertanian dalam skala besar sehingga dapat memberikan harga
yang paling murah ke BGN di seluruh titik penerimaan yang ada.
"Kita ingin BGN benar-benar menjadikan Nilai Tukar
Petani semakin baik karena singkatnya rantai pasok dari kelompok tani ke off
taker-nya dalam hal ini dapur-dapur umum Makan Bergizi Gratis tersebut, tidak
justru diambil oleh korporasi besar," ujar lulusan Teknik Industri IPB ini
menyampaikan argumennya. (hendri irawan)