- Swasembada Pangan Optimistis Cepat Terwujud dengan Kolaborasi NFA dan Kementrans
- Konsisten Meliput Sampah Demi Edukasi dan Solusi
- BBM Aman, Menteri ESDM Apresiasi Kesiapan Satgas Nataru Pertamina
- Dorong Energi Terbarukan, Pertamina Tampung Minyak Jelantah di Wilayah Jabodetabek dan Bandung
- Tangkap Pelaku Penganiayaan Aktivis Pembela HAM Lingkungan Hidup di Teluk Bintuni, Papua Barat
- Mentan Amran dan Panglima TNI Perkuat Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan
- Gateway of Java, Menjelajah Indahnya Panorama Yogyakarta
- Resmi Dilantik, DPC HIPPI Jakarta Timur Siap Berkolaborasi dengan Berbagai Pihak
- Ketum Pandutani: Pemaafan Koruptor yang Kembalikan Uang Korupsi Efektif Memulihkan Keuangan Negara
- Kemenekraf Dorong Penguatan Ekonomi Perempuan Melalui \'Emak-Emak Matic\'
Ilmuwan Temukan Alfabet Tertua di Makam Kuno Suriah dari Tahun 2400 SM
Keterangan Gambar : Para arkeolog telah menemukan alfabet tertua dalam sejarah manusia, terukir pada silinder tanah liat kecil dari sebuah makam kuno di Suriah. Foto/Universitas John Hopkins
DAMASCUS - Para arkeolog telah menemukan alfabet tertua dalam sejarah manusia, terukir pada silinder tanah liat kecil dari sebuah makam kuno di Suriah.
Artefak seukuran jari ini berasal dari sekitar 2400 SM, menjadikannya 500 tahun lebih tua daripada tulisan alfabet yang diketahui sebelumnya. Penemuan ini menghadirkan tantangan untuk mengetahui tentang di mana dan kapan alfabet itu digunakan.
Penemuan ini dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Johns Hopkins, yang dipimpin oleh Profesor Glenn Schwartz, selama penggalian di kota kuno Tell Umm-el Marra di Suriah barat.
Baca Lainnya :
- Kehadiran Indonesia di KTT G20 Perkuat Komitmen Energi Hijau dan Pajak Internasional0
- Ketegangan Global Picu Lonjakan Harga Minyak WTI Hari Ini0
- Menurut United Stated Representatives, 25% Obat Beredar di Dunia adalah Palsu0
- Ditemukan Jejak Keberadaan Air Panas di Mars 4,45 Miliar Tahun Lalu0
- Angkatan Darat Inggris Siap Perang Lawan Rusia 0
Situs ini adalah salah satu pusat kota berukuran sedang pertama di wilayah tersebut selama Zaman Perunggu Awal.
“Abjad ini membuat tulisan dapat diakses oleh semua orang, bukan hanya orang kaya dan berkuasa,” jelas Schwartz dikutip dari laman knowridge, Senin (25/11/2024).
“Penemuan ini menunjukkan bahwa orang-orang bereksperimen dengan cara-cara baru untuk berkomunikasi jauh lebih awal dan di tempat yang berbeda dari yang kita duga,” tutur Schwartz.
Silinder tanah liat tersebut ditemukan di makam yang terawat baik bersama enam kerangka, perhiasan emas dan perak, tembikar, peralatan masak, dan mata tombak.
“Silinder tersebut mungkin menggambarkan isi pot, dari mana asalnya, atau siapa pemiliknya,” ucap Schwartz.
Silinder tersebut, yang sedikit terbakar dan berlubang, menunjukkan bahwa silinder tersebut pernah ditempelkan pada benda lain, ditutupi dengan simbol yang diyakini sebagai bagian dari alfabet awal.
“Lubang-lubang tersebut membuat kami berpikir bahwa ini digunakan sebagai label. Tanpa dapat menerjemahkan simbol-simbol tersebut, kami hanya dapat menebak,” kata Schwartz.
Tim tersebut menggunakan penanggalan karbon-14 untuk mengonfirmasi usia makam dan artefaknya, dengan yakin menempatkan tulisan tersebut pada sekitar tahun 2400 SM. Temuan ini menunjukkan bahwa alfabet mungkin tidak berasal dari Mesir, seperti yang diyakini sebelumnya, tetapi mungkin di bagian Suriah ini.
Hingga saat ini, para ilmuwan percaya bahwa alfabet pertama kali ditemukan sekitar tahun 1900 SM di Mesir. Silinder tanah liat dari Suriah jauh lebih tua, yang menunjukkan bahwa kisah asal usul alfabet yang sebenarnya bisa jadi sama sekali berbeda.
“Artefak-artefak ini menunjukkan bahwa masyarakat perkotaan awal bereksperimen dengan cara-cara revolusioner untuk berkomunikasi. Ini mengubah cara kita berpikir tentang penyebaran tulisan dan perkembangan peradaban awal,” jelas Schwartz.
Schwartz akan memaparkan rincian penemuan ini pada 21 November di Pertemuan Tahunan American Society of Overseas Research. Untuk saat ini, simbol-simbol misterius tersebut masih belum diterjemahkan, tetapi maknanya jelas: simbol-simbol tersebut menandai tonggak sejarah manusia dan dapat membentuk kembali pemahaman kita tentang komunikasi dan budaya awal. (wib)