- Swasembada Pangan Optimistis Cepat Terwujud dengan Kolaborasi NFA dan Kementrans
- Konsisten Meliput Sampah Demi Edukasi dan Solusi
- BBM Aman, Menteri ESDM Apresiasi Kesiapan Satgas Nataru Pertamina
- Dorong Energi Terbarukan, Pertamina Tampung Minyak Jelantah di Wilayah Jabodetabek dan Bandung
- Tangkap Pelaku Penganiayaan Aktivis Pembela HAM Lingkungan Hidup di Teluk Bintuni, Papua Barat
- Mentan Amran dan Panglima TNI Perkuat Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan
- Gateway of Java, Menjelajah Indahnya Panorama Yogyakarta
- Resmi Dilantik, DPC HIPPI Jakarta Timur Siap Berkolaborasi dengan Berbagai Pihak
- Ketum Pandutani: Pemaafan Koruptor yang Kembalikan Uang Korupsi Efektif Memulihkan Keuangan Negara
- Kemenekraf Dorong Penguatan Ekonomi Perempuan Melalui \'Emak-Emak Matic\'
Indonesia Impor Garam Hingga 3,1 Juta Ton
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI), Tony Tanduk, menyebut kebutuhan garam industri di Indonesia setiap tahun mencapai 3,7 juta ton. Dari jumlah tersebut sebagian besarnya masih dipenuhi oleh garam impor.
Tony mengatakan, dalam kondisi cuaca normal industri bisa menyerap hampir 40 persen garam lokal. Namun begitu, pada tahun ini ia menyebut akan ada sedikitnya 3,1 juta ton garam untuk industri yang didatangkan dari luar negeri.
"Khusus tahun 2017 impor garam sekitar 3,1- 3,3 juta ton," ujarnya, saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (5/3).
Menurut dia, faktor utama penyebab masih sedikitnya garam lokal untuk industri karena produksi garam lokal yang masih terbatas. Sekitar 1,6 juta ton- 1,7 juta ton garam lokal habis untuk konsumsi, pengasinan ikan, dan industri rumahan.
Sementara, kebutuhan garam industri mencapai 3,7 juta ton per tahun. AIPGI mencatat, industri yang paling banyak menggunakan garam yakni industri soda kostik sebanyak 2,5 juta ton, industri makanan dan minuman 0,5 jt ton dan sisanya diserap oleh pengasinan ikan, penyamakan kulit, dan pakan ternak.
sumber : republika.co.id