- Swasembada Pangan Optimistis Cepat Terwujud dengan Kolaborasi NFA dan Kementrans
- Konsisten Meliput Sampah Demi Edukasi dan Solusi
- BBM Aman, Menteri ESDM Apresiasi Kesiapan Satgas Nataru Pertamina
- Dorong Energi Terbarukan, Pertamina Tampung Minyak Jelantah di Wilayah Jabodetabek dan Bandung
- Tangkap Pelaku Penganiayaan Aktivis Pembela HAM Lingkungan Hidup di Teluk Bintuni, Papua Barat
- Mentan Amran dan Panglima TNI Perkuat Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan
- Gateway of Java, Menjelajah Indahnya Panorama Yogyakarta
- Resmi Dilantik, DPC HIPPI Jakarta Timur Siap Berkolaborasi dengan Berbagai Pihak
- Ketum Pandutani: Pemaafan Koruptor yang Kembalikan Uang Korupsi Efektif Memulihkan Keuangan Negara
- Kemenekraf Dorong Penguatan Ekonomi Perempuan Melalui \'Emak-Emak Matic\'
Jaga Harga, Bulog Harus Berperan di Sisi Distribusi
Jakarta: Efektivitas Perum Bulog dalam menjalankan fungsinya sebagai stabilisator harga komoditas pangan kembali dipertanyakan. Sejumlah langkah pun perlu dilakukan untuk mengkoreksi gagalnya fungsi Bulog mencegah fluktuasi harga komoditas pangan. Di antaranya penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan pemangkasan jalur distribusi pangan.
Direktur Centre for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengaku menerima informasi terkait adanya penimbunan sejumlah komoditi pangan sebelum masuk ke pasar. Hal ini menurutnya bisa saja mengindikasikan adanya permainan yang mempengaruhi harga di pasar.
“Harga yang tiba di pedagang dengan yang ditentukan berbeda, ini tanggung jawab Bulog," kata Uchok dalam keterangan tertulisnnya, Selasa 7 Februari 2017.
Baca Lainnya :
Ia menekankan, sesuai tugasnya, Bulog berperan dalam sisi distribusi. Namun fungsi tersebut belum berjalan baik. “Jangan justru menjadi penghambat atas kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Harusnya Bulog menjaga stok di pasar,” ujarnya.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri berpendapat kelemahan Bulog sejauh ini adalah tak memiliki kemampuan mendistribusikan barang sampai ke pasar. Karena itu, menurutnya, Bulog tak ubahnya sama dengan pedagang.
“Saran kami, kalau mau efektif, Bulog harus masuk ke pasar. Atau siapa pun yang ditunjuk pemerintah mendapatkan kuota, baik itu impor ataupun lokal, mereka harus bisa masuk ke titik struktur pasar,” kata dia.
Ekonom Senior Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Fadhil Hasan mengatakan Perum Bulog harusnya berperan sebagai stabilisator. “Namun, kerap tak berhasil," kata dia.
sumber: ekonomi.metrotvnews.com