- Swasembada Pangan Optimistis Cepat Terwujud dengan Kolaborasi NFA dan Kementrans
- Konsisten Meliput Sampah Demi Edukasi dan Solusi
- BBM Aman, Menteri ESDM Apresiasi Kesiapan Satgas Nataru Pertamina
- Dorong Energi Terbarukan, Pertamina Tampung Minyak Jelantah di Wilayah Jabodetabek dan Bandung
- Tangkap Pelaku Penganiayaan Aktivis Pembela HAM Lingkungan Hidup di Teluk Bintuni, Papua Barat
- Mentan Amran dan Panglima TNI Perkuat Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan
- Gateway of Java, Menjelajah Indahnya Panorama Yogyakarta
- Resmi Dilantik, DPC HIPPI Jakarta Timur Siap Berkolaborasi dengan Berbagai Pihak
- Ketum Pandutani: Pemaafan Koruptor yang Kembalikan Uang Korupsi Efektif Memulihkan Keuangan Negara
- Kemenekraf Dorong Penguatan Ekonomi Perempuan Melalui \'Emak-Emak Matic\'
Linus Pauling, Satu-Satunya Penerima Nobel Tunggal Dua Kali
LINUS Pauling merupakan salah satu ahli kimia paling berpengaruh dalam sejarah. Nama Linus pun tercatat dalam sejarah sebagai satu-satunya orang yang pernah dianugerahi dua kali hadiah Nobel tunggal. Pauling menerima hadiah Nobel untuk kategori yang berbeda, Nobel Kimia pada tahun 1954 dan Nobel Perdamaian pada tahun 1962.
Linus terkenal sebagai ilmuwan jempolan. Ia menyandang predikat asisten profesor, sebutan bagi profesor baru di Amerika Serikat pada usia muda, 26 tahun. Linus Carl Pauling lahir pada 28 Februari 1901 di Oswego, Oregon. Ayahnya Herman Henry William Pauling adalah seorang apoteker. Herman meninggal karena luka borok bernanah yang hebat.
Sejak kecil Linus gemar membaca. Saat masih duduk di sekolah dasar Linus punya teman bernama Llyod Jeffres. Llyod ini punya laboratorium kimia di dalam kamarnya. Sosok temannya itu menginspirasi Linus untuk menjadi ilmuwan di bidang teknik kimia.
Baca Lainnya :
- Kesbangpol dan PD IPARI Karanganyar Tingkatkan Toleransi dan Harmoni Antarumat Beragama0
- 100 Tahun AA Navis (1924-2024): Hasrat Sastra dan Gairah Pengetahuan0
- Pangkas 145 Regulasi, Kebijakan Distribusi Pupuk Langsung Ke Petani Dinilai Tepat0
- Khanduri Maulid Raya di Aceh Representasikan Ekraf Berbasis Seni Budaya0
- Universitas Widyatama Kembangkan Situs Informasi Digital Desa Cisontrol0
Pulang sekolah, Linus diperkenankan mengikuti kelas American History yang dapat membuatnya cepat lulus. Hal itu membuat Linus tidak qualify dalam pendidikan diplomanya. Namun sekolahnya di Washington High School di Portland memberikan gelar diploma 45 tahun kemudian. Gelar diploma itu diberikan setelah Linus memenangkan dua Nobel.
Tahun 1917 Linus masuk ke Oregon State University. Ia sangat aktif di kampusnya. Setelah tahun ke-2 jadwal perkuliahan Linus makin padat. Di sisi lain ia harus membantu ibunya memenuhi kebutuhan hidup. Maka ia pun memutuskan untuk bekerja membantu ibunya dan keluar dari kampus. Namun kampus menawarinya untuk mengajar kelas quanitatif analisis. Sehingga Linus tak perlu keluar dari kampus. Hal itu kemudian membantunya dapat lulus di unversitas.
Dua tahun terakhir sebelum kelulusannya, Linus lebih tertarik pada bidang struktur elektronik atom. Serta ikatan antar molekul yang dikerjakan oleh Gilbert N Lewis dan Irving Langmuir. Dia pun memutuskan untuk fokus pada sifat kimia dan fisika. Suatu senyawa berdasarkan struktur atom penyusunannya. Berkat ketekutannya itu Linus pun menjadi salah satu penemu dalam sains baru, yaitu kimia kuantum.
Tahun 1922, Linus lulus menjadi sarjana teknik kimia di Oregon State University. Ia pun melanjutkan kuliahnya di California Institute of Technology di Pasadena, California. Penelitiannya berhubungan dengan penggunaan difraksi sinar x untuk menentukan struktur Kristal.
Saat kuliah di institute itu, Linus juga menerbitkan tujuh makalah tentang struktur Kristal dari beberapa mineral. Ia berhasil meraih gelat Ph.D dalam bidang kimia, fisika dan matematika fisik. Tak tanggung-tanggung ia lulus dengan hasil cum laude pada 1925.
Tahun 1930 Linus mulai mempublikasikan makalahnya tentang ikatan kimia. Makalah itu menjadi awal penulisan buku teksnya yang terkenal dan dipublikasikan tahun 1939. Ketertarikan itu membuat Linus semakin memperdalam pengetahuannya dalam bidang kimia. Penelitiannya dalam bidang ikatan kimia dan aplikasinya dalam struktur senyawa yang kompleks berhasil memenangkan Nobel Kimia pada tahun 1954.
Penemuannya yang berkaitan dengan teori hibridasi bermula dari ikatan kovalen yang berhubungan dengan perbedaan keelektronegatifan yang kecila antara dua atom. Ikatan-ikatan diantara atom-atom tersebut adalah ikatan kovalen. Linus mengenalkan dua konsep utama berdasarkan mekanikan kuantum yaitu hibridasi orbital dan resonasi.
Temuan pentingnya yang lain di bidang kimia adalah struktur protein alpha-helix. Linus menemukan struktur ini saat ia tengah terbaring sakit karena terjangkit flu di Oxford, Inggris. Saat itu ia sedang menjadi professor tamu di Balliol College. Saat itu ia diharuskan dokter istirahat di tempat tidur karena flu. Linus pun membaca novel-novel detektif, tapi lama-lama ia bisan. Maka ia mulai memikirkan struktur protein.
Linus lalu mengsketsa rangkaian polypeptide di atas sehelai kertas. Ia kemudian melipatnya sepanjang garis-garis paralel dan kemudian berhasil menkonseptualisasi dua struktur, alpha-helix dan beta sheet. Temuan Linus yang ini tak dipublikasikan sampai tiga tahun. Barulah pada 1951 konsep itu dipublikasikan setelah ia yakin bahwa model yang ditemukannya benar.
Selain sebagai ilmuwan, Linus juga sangat aktif bergerak di bidang kemanusiaan. Setelah Perang Dunia II selesai, Linus bersama ilmuwan ternama lainnya, Albert Einstein kerap menyerukan untuk menghentikan tes nuklir di atas permukaan bumi.
Dari data-data sains dan statistik, Linus mengemukakan, radiasi elektromagnetik hasil ledakan bom nuklir membahayakan kesehatan banyak orang. Penyakit-penyakit seperti kanker dan kelainan genetic dapat disebabkan oleh radiasi ini.
Linus berhasil mengumpulkan 9000 tanda tangan dari ilmuwan berbagai negara untuk membuat petisi. Petisi itu lalu diserahkan ke PBB pada tahun 1958. Usaha itu lantas membuahkan hasil dengan kesepakatan pengurangan pengembangan senjata nuklir dikeluarkan. Berkat jasanya itu, institusi Nobel pun menganugerahkan penghargaan Nobel Perdamaian kepadanya.
Linus tutup usia pada 1994. Ia meninggal di peternakan miliknya yang berada di California akibat kanker prostat. Linus meninggalkan lebi hdari 400 ribu jurnal, karya ilmiah, artikel, model penelitian dan berbagai warisan ilmiah lain bagi dunia. Koleksi tulisan ilmiah Linus dinyatakan sebagai salah satu arsip ilmiah terbesar di abad modern. (hendri irawan)