- Swasembada Pangan Optimistis Cepat Terwujud dengan Kolaborasi NFA dan Kementrans
- Konsisten Meliput Sampah Demi Edukasi dan Solusi
- BBM Aman, Menteri ESDM Apresiasi Kesiapan Satgas Nataru Pertamina
- Dorong Energi Terbarukan, Pertamina Tampung Minyak Jelantah di Wilayah Jabodetabek dan Bandung
- Tangkap Pelaku Penganiayaan Aktivis Pembela HAM Lingkungan Hidup di Teluk Bintuni, Papua Barat
- Mentan Amran dan Panglima TNI Perkuat Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan
- Gateway of Java, Menjelajah Indahnya Panorama Yogyakarta
- Resmi Dilantik, DPC HIPPI Jakarta Timur Siap Berkolaborasi dengan Berbagai Pihak
- Ketum Pandutani: Pemaafan Koruptor yang Kembalikan Uang Korupsi Efektif Memulihkan Keuangan Negara
- Kemenekraf Dorong Penguatan Ekonomi Perempuan Melalui \'Emak-Emak Matic\'
Manfaatkan Lahan Tidur dengan Membuat Kolam Ikan
PROKAL.CO, TARAKAN – Banyaknya wilayah di Tarakan yang belum dimanfaatkan secara maksimal dan terkesan dibiarkan menjadi lahan tidur, Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan sejak April tahun lalu berupaya menggerakan lahan-lahan kosong untuk dimanfaatkan.
Wali Kota Tarakan, Sofian Raga saat menghadiri pelaksanaan panen ikan kedua di Kelurahan Karang Harapan, Tarakan, mengungkapkan pada kegiatan penen ikan ini adalah salah satu hasil dari bentuk pemanfaatan Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk pencetakan kolam ikan air tawar yang dilakukan oleh masayarakat.
“Inilah salah satu cara kita memanfaatkan lahan-lahan yang ada. Sebelumnya lahan ini rawa-rawa yang tidak bisa ditanami apapu sehingga kami berpikir untuk melakukan normalisasi DAS untuk membuat kanal dan Alhamdulillah sekarang ratusan hektare lahan menjadi produktif dan sudah bisa ditanami juga,” jelas Sofian.
Baca Lainnya :
- Stasiun pembibitan ternak sapi diresmikan di Pasaman Barat0
- Pembudidaya ikan di Banyumas tertarik kembangkan sidat0
- Memilih mandiri dengan bertani0
- Pandeglang Lumbung Perikanan di Provinsi Banten0
- Harga Cabai Rawit Merah Capai Rp 140 Ribu per Kg0
Pada penen ikan tawar kali ini, hasil ikan lele yang diperoleh diperkirakan dapat mencapai 500 kilogram. Dengan kolam yang relatif kecil dan hanya berukuran kurang lebih 4x12 meter, ia menilai bahwa penen ikan kali ini produksinya cukup banyak. Sehingga, ia berharap masyarakat untuk bisa terus mengembangkan budidaya ikan air tawar.
Sofian, mengapresiasi usaha Kelompok Tani Bata’ Bale, yang semakin produktif setelah mendapatkan bantuan berupa pembibitan ikan tahun lalu, dan kini sudah bisa mengelola usaha ikan air tawar secara mandiri.
“Nanti kita akan back-up lagi dengan drainase teknis. Sehingga akan ada peningkatan dari segi kualitasnya karena airnya sehat, terus berganti, dan terus mengalir. Lalu akan lebih cepat besarnya ikannya karena dibantu dengan sirkulasi air teknis,” ujarnya.
Terkait dengan keinginan masyarakat agar diberikan fasilitas penunjang dalam hal pemasaran hasil produksi ikan. Ke depannya pemerintah akan menyediakan fasilitas akuarium untuk penjualan ikan di pasar, baik di Pasar Gusher maupun di Pasar Teguyun. Selain itu, ia juga akan mendorong agar penjualan hasil budidaya ikan tawar ini dapat sampai ke rumah makan atau warung-warung yang ada.
“Nanti jualnya harus di dalam akuarium. Karena dengan akuarium, ikan air tawar ini tetap fresh, karena dijual hidup, itulah keistimewaanya. Nanti pembeli tinggal pilih ikan apa, diambil, lalu ditimbang. Jadi ikannya masih dalam keadaan segar,” ungkapnya.
Pemkot Tarakan akan terus mengembangkan dan mengupayakan pemanfaatan lahan-lahan yang ada. Dukungan dan perhatian akan diberikan kepada kelompok-kelompok tani yang lain. Ia sangat berharap pada masa mendatang kawasan ini akan menjadi sentra budidaya ikan tawar terbesar se-tarakan. Sehingga kebutuhan akan ikan air tawar bisa diandalkan dari produksi lokal Kota Tarakan.
“Di sini ada sekitar kurang lebih 200 hektar lahan yang tersedia. Sebagian besar akan kita jadikan sentra perikanan,” ungkapnya.
Ketua Kelompok Tani Bala’ Bale, Petrus Pongtiku, mengungkapkan rasa syukurnya atas keberhasilan dia dan 18 anggota kelompok taninya dalam mengolah lahan tidur yang ada. Keberhasilan ini tidak lain karena dukungan pemerintah dan kerja keras semua anggota kelompok taninya.
“Lahan ini dulunya adalah rawa. Namun karena ada normalisasi aliran sungai, maka lahan-lahan ini akhirnya menjadi kering dan bisa dimanfaatkan,” ungkapnya.
Sebenarnya panen ikan kali ini adalah panen kali kedua, setelah panen ikan air tawar pada desember 2016 lalu. Hasil produksi ikan lele yang pertama mencapai 500 kilogram. Seperti hasil panen pertama, hasil panen kali ini akan dipasarkan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Tarakan, namun juga dijual ke luar daerah. Yang dapat membantu perekonomian keluarganya dan semua anggota kelompok taninya.
“Bagi mereka yang juga ingin berhasil seperti kami hendaknya harus termotivasi agar mau bekerja dengan sepenuh hati. Harus mau untuk bekerja keras. Kalau bekerja setengah hati yang susah berhasilnya,” ujar pria kelahiran 1967 ini.
Salah seorang distributor dan pedagang ikan lele Hermasyah, yang juga ikut datang pada panen ikan kali ini mengatakan, saat ini permintaan pasar akan ikan lele cukup bagus. Ikan lele yang dibelinya dari petani ini akan dijual ke rumah makan dan warung-warung yang ada di Kota Tarakan. Sebagian akan dijual ke luar daerah seperti Malinau dan Nunukan.
“Permintaan pasar saat ini dapat mencapai 200 kilogram per bulannya. Namun alangkah baik jika hasil panen juga dijual sebagai ikan asap lele,” ungkapnya. (*/jhn/nri)
sumber : kaltara.prokal.co