- Swasembada Pangan Optimistis Cepat Terwujud dengan Kolaborasi NFA dan Kementrans
- Konsisten Meliput Sampah Demi Edukasi dan Solusi
- BBM Aman, Menteri ESDM Apresiasi Kesiapan Satgas Nataru Pertamina
- Dorong Energi Terbarukan, Pertamina Tampung Minyak Jelantah di Wilayah Jabodetabek dan Bandung
- Tangkap Pelaku Penganiayaan Aktivis Pembela HAM Lingkungan Hidup di Teluk Bintuni, Papua Barat
- Mentan Amran dan Panglima TNI Perkuat Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan
- Gateway of Java, Menjelajah Indahnya Panorama Yogyakarta
- Resmi Dilantik, DPC HIPPI Jakarta Timur Siap Berkolaborasi dengan Berbagai Pihak
- Ketum Pandutani: Pemaafan Koruptor yang Kembalikan Uang Korupsi Efektif Memulihkan Keuangan Negara
- Kemenekraf Dorong Penguatan Ekonomi Perempuan Melalui \'Emak-Emak Matic\'
Pantai Cilincing Jakarta, Wisata Ekslusif Warga Keturunan Indo-Eropa
BUKAN Pantai Binaria Ancol, sebetulnya dulu, masyarakat Batavia atau Djakarta sudah punya pantai yang sangat indah, yakni Pantai Tjilincing Palm Beach atau Cilincing Wisata, yang terkenal pada abad 19 hingga 20.
Namun akibat masifnya pembangunan, keberadaan pantai Cilincing hanya tinggal kenangan. Padahal pantai Cilincing adalah salah satu destinasi wisata populer di Jakarta awal Indonesia merdeka atau Batavia masa itu.
Sebagai pantai dan destinasi wisata, keberadaan Pantai Cilincing sudah menjadi wisata populer sejak masa kolonial Belanda. Lokasinya di timur Tanjung Priok. Walau harus menempuh waktu lama dan jalan rusak di masa itu, tetapi setiap orang yang datang bisa menikmati kedamaian dan kebebasan dari hiruk-pikuk perkotaan Batavia.
Dalam artikel koran Belanda " Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië " tertanggal 7 Juni 1937, ditulis pantai ini memiliki pasir putih dan di dekatnya ada kawasan hutan pohon kelapa serta permukiman penduduk bangsawan Tionghoa.
Baca Lainnya :
- Meski Akui Sudah Sulit Menang, Rossi Belum Mau Menyerah0
- Gaung Suara RI dalam Konf. Islam Internasional0
- Ketika kata Ciyus Terucap dari Mulut Jokowi0
Dari situs Javapost, untuk pergi ke pantai Cilincing, setiap orang harus mencapai Batavia dahulu (sekarang kawasan Kota Tua). Baru naik trem ke daerah Priok. Atau bisa juga mengendarai mobil selama puluhan kilometer melewati jalanan rusak dan genangan.
Koran Bataviaasch Nieuwsblad pada 14 Januari 1933 juga menyebut untuk pergi ke sana direkomendasikan naik kereta dari Meester Cornelis (Jatinegara) dan Weltevreden (kini kawasan lapangan banteng).
Pesona Indah Pantai Cilincing
Diketahui, pantai Cilincing memiliki garis pantai yang panjang dan pasir putih yang halus, serta terdapat sejumlah pohon kelapa yang berjejer di sekitarnya. Bahkan, tak sedikit pula permukiman bangsawan China banyak ditemukan di kawasan ini.
Selain pantainya, sepertinya jembatan di sekitar pantai juga menarik bagi pengunjung yang datang. Terlihat dari sebuah foto yang sempat viral di media sosial memperlihatkan beberapa orang berpose di jembatan tersebut.
Cilincing Beach tempo dulu memiliki karakteristik klasik bak nuansa di Pulau Dewata Bali, yang membuat rindu pada masa-masa itu. Termasuk suasana santai, berjemur, maupun berenang dan bermain air.
Jangan membayangkan pantai Cilincing serupa dengan pantai Ancol atau Pantai PIK 2 di masa kini yang kaya dengan beragam fasilitas hiburan, wahana bermain, restoran mewah, hotel dan lainnya. Di pantai Cilincing masa itu, hanya ada sedikit cafe dan warung-warung kecil. Terdapat juga resort, area pemandian, dan restoran untuk para wisatawan. Pada saat itu, untuk memasuki area pantai ini juga tidak dikenakan biaya alias gratis.
Bahkan pada salah satu film yang terkenal pada masa itu yang bertajuk “Tiga Dara”. Di mana memperlihatkan latar Cilincing Palm Beach memiliki pemandangan yang indah dengan pasir pantai yang luas. Hal ini mencerminkan betapa asrinya pantai Cilincing di masa itu. Ini juga bisa dilihat dari foto yang diambil oleh fotografer amatir bernama Jan Vane, yang menunjukkan beberapa penduduk asli sedang menikmati liburan di pantai tersebut.
Hingga akhirnya Cilincing Beach menjadi tempat rekreasi yang ramai di akhir pekan, bahkan pada hari raya. Para remaja pada masa itu juga sering berkumpul di pantai ini, membuat Cilincing Palm Beach menjadi tempat favorit mereka untuk berjanji sehati.
Saksi Bisu Pendaratan 12.000 Tentara Inggris
Selain populer pada masanya, Palm Beach rupanya menyimpan sejarah yang menarik juga. Sebab, Cilincing menjadi salah satu daerah penting pada masa kolonial. Penamaan pantai ini diambil dari nama daerah setempat, yakni Cilincing, yang berasal dari kata “Ci” dalam bahasa sunda yang berarti sungai. Sedangkan kata “Calincing” diambil dari nama pohon sejenis belimbing wuluh yang tumbuh di wilayah tersebut.
Menurut Rachmat Ruchiat dalam bukunya “Asal Usul Nama Tempat di Jakarta,” ada dua penanda penting di Cilincing pada masa kolonial Belanda, yaitu Landhuis Cilincing yang didirikan pada tahun 1740 dan Landhuis Vredestein yang dibangun pada tahun 1750. Kini hanya Landhuis Cilincing saja yang masih berdiri dengan kondisi yang kurang baik, sedangkan Landhuis Vredestein tidak terdapat jejaknya.
Cilincing memiliki peran penting dalam sejarah Jakarta karena menjadi saksi kedatangan 12.000 tentara Inggris pada 4 Agustus 1811. Di mana pasukan Inggris berhasil mendarat dengan mulus tanpa perlawanan dari pihak Belanda yang saat itu berada di bawah kekuasaan Napoleon Bonaparte.
Empat hari setelah pendaratan pasukan Inggris, pasukan Napoleon Belanda menarik diri ke perbukitan, sehingga Inggris mulai menguasai area tersebut, dengan menetapkan Thomas Stamford Raffles sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda, yang berkuasa dari tahun 1811 hingga 1815. Meskipun peran Inggris dalam sejarah Indonesia tidak selalu positif, kedatangan mereka di Cilincing menjadi bukti penting dalam perkembangan sejarah Jakarta.
Masih Adakah Cilincing Beach?
Berdasarkan unggahan foto dari akun Twitter @senjatanuklir, terdapat tiga buah foto yang merekam momen di Palm Beach. Pada gambar pertama terlihat seorang wanita berbikini bersama beberapa pria bule yang bertelanjang dada, dengan latar keindahan Palm Beach bak pulau Dewata Bali.
Kemudian pada foto kedua terlihat dua pria bule dan dua wanita bule yang tengah berjemur di Pantai dengan menggunakan kain putih sebagai alas duduk di atas pasir. Sementara itu pada foto terakhir memperlihatkan beberapa pribumi yang berdiri di depan sebuah palang yang bertuliskan: “Bad Plaats Beach Tjilintjing” dan “Orang Djoealan Dilarang Keras Masoek.”
Lantas apakah Cilincing Beach masih ada sekarang? Di mana letaknya? Cilincing Beach masih ada dan terletak di Jakarta Utara. Tetapi saat ini pantainya sudah berubah wajah menjadi kampung nelayan, sehingga tidak lagi memiliki pemandangan yang bersih dan asri dengan deretan pohon kelapa.
Pada akhirnya sekitar kawasan tersebut juga harus digusur dan diubah fungsinya menjadi permukiman warga maupun kebutuhan ruang kota yang besar. Akibatnya, kini Pantai Cilincing hanya tinggal nama dan kenangan bagi generasi yang pernah mengenalnya. (hendri irawan)