- Swasembada Pangan Optimistis Cepat Terwujud dengan Kolaborasi NFA dan Kementrans
- Konsisten Meliput Sampah Demi Edukasi dan Solusi
- BBM Aman, Menteri ESDM Apresiasi Kesiapan Satgas Nataru Pertamina
- Dorong Energi Terbarukan, Pertamina Tampung Minyak Jelantah di Wilayah Jabodetabek dan Bandung
- Tangkap Pelaku Penganiayaan Aktivis Pembela HAM Lingkungan Hidup di Teluk Bintuni, Papua Barat
- Mentan Amran dan Panglima TNI Perkuat Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan
- Gateway of Java, Menjelajah Indahnya Panorama Yogyakarta
- Resmi Dilantik, DPC HIPPI Jakarta Timur Siap Berkolaborasi dengan Berbagai Pihak
- Ketum Pandutani: Pemaafan Koruptor yang Kembalikan Uang Korupsi Efektif Memulihkan Keuangan Negara
- Kemenekraf Dorong Penguatan Ekonomi Perempuan Melalui \'Emak-Emak Matic\'
Rawit Merah Mahal, Konsumennya Tukang Bakso Hingga Nasi Goreng
Jakarta - Harga cabai rawit merah tembus Rp 160.000/kg. Alhasil, konsumen rumah tangga mulai mengurangi porsi membeli bumbu masakan itu
Suminah, salah satu pedagang cabai rawit merah di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, mengatakan, ibu rumah tangga sudah jarang membeli cabai rawit merah. Pelanggan tetapnya hanya penjual bakso, soto, bubur ayam, hingga nasi goreng.
Meski masih memiliki pelanggan tetap, namun pembelian para pedagang makanan ini mengurangi jumlah cabai yang dibeli.
"Sekarang rumah tangga jarang, kalau ada juga belinya cuma setengah ons. Pedagang makanan biasanya beli rawit merah setengah kg, sekarang beli 1/4 kg, nanti dicampur sama cabai merah keriting," ujar Suminah kepada detikFinance, Selasa (7/2/2017).
Sama seperti Suminah, pedagang lainnya bernama Dalima mengatakan pelanggan tetapnya adalah pedagang makanan ketimbang ibu rumah tangga. Menurut Dalima, konsumen rumah tangga jarang membeli rawit merah karena harganya mahal dan untuk kebutuhan sehari-harinya juga tidak banyak.
"Sekarang kebanyakan ibu rumah tangga belinya setengah ons sama satu ons," kata Dalima.
Harga per ons dibanderol Rp 20.000, sedangkan setengah ons Rp 10.000.
"Kalau dulu ibu rumah tangga banyak beli karena bisa eceran, misalnya beli Rp 5 ribu, sekarang enggak berani karena sudah mahal," pungkas Dalima.(hns/hns)
sumber : finance.detik.com