Breaking News
- Swasembada Pangan Optimistis Cepat Terwujud dengan Kolaborasi NFA dan Kementrans
- Konsisten Meliput Sampah Demi Edukasi dan Solusi
- BBM Aman, Menteri ESDM Apresiasi Kesiapan Satgas Nataru Pertamina
- Dorong Energi Terbarukan, Pertamina Tampung Minyak Jelantah di Wilayah Jabodetabek dan Bandung
- Tangkap Pelaku Penganiayaan Aktivis Pembela HAM Lingkungan Hidup di Teluk Bintuni, Papua Barat
- Mentan Amran dan Panglima TNI Perkuat Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan
- Gateway of Java, Menjelajah Indahnya Panorama Yogyakarta
- Resmi Dilantik, DPC HIPPI Jakarta Timur Siap Berkolaborasi dengan Berbagai Pihak
- Ketum Pandutani: Pemaafan Koruptor yang Kembalikan Uang Korupsi Efektif Memulihkan Keuangan Negara
- Kemenekraf Dorong Penguatan Ekonomi Perempuan Melalui \'Emak-Emak Matic\'
◀
▶
Satu-Satunya Tempat Terakhir di Alam Liar, Di mana Gajah, Harimau, Badak dan Orangutan Hidup Bersama
MAU tahu tempat di mana hewan-hewan buas nyaris punah seperti Gajah, Badak, Orangutan dan Harimau hidup bersama di alam liar? Jawabannya di lebatnya hutan dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).
Kehidupan Gajah, Badak, Orangutan, dan Harimau ini sebagaimana terekam kamera jebak yang dipasang petugas Balai Besar TNGL. “Sobat Hijau, inilah hasil kamera jebak empat satwa prioritas terancam punah, yang berada di Taman Nasional Gunung Leuser. Semoga terus lestari ya satwa-satwa kebanggaan Indonesia ini. #klhk #satwakita #tngunungleuser #leuser,” cuit akun twitter @KementerianLHK.
Cuitan tersebut disertai video keempat hewan dimaksud, yang sedang berada dalam hutan. Dalam video terlihat Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) sedang minum di sebuah genangan air. Lalu, dua ekor Orangutan Sumatera (Pongo abelii) tengah asyik makan di rimbunnya semak. Kemudian, Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), dan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) terlihat gagah berjalan di tengah lebatnya hutan.
Dikutip dari website gunungleuser.co.id, secara administrasi pemerintahan, kawasan TNGL terletak di dua provinsi, yaitu provinsi Aceh (meliputi kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Tenggara dan Gayo Lues) dan provinsi Sumatera Utara (meliputi kabupaten Langkat dan Karo). Sejarah panjang kawasan TN Gunung Leuser dimulai sejak 1920-an, zaman pemerintah kolonial Belanda.
Pada 6 Maret 1980, pemerintah Indonesia meresmikan 5 kawasan suaka alam (termasuk TN Gunung Leuser) sebagai Taman Nasional melalui SK Menteri Pertanian Nomor 811/Kpts/Um/II/1980. Beberapa gelar atau status nasional maupun internasional pun disandang TN Gunung Leuser yaitu Cagar Biosfer (1980), Asean Heritage Park (1984), Tropical Rainforest Heritage of Sumatera (Warisan Dunia) (2004), dan Kawasan Lindung Nasional (2008).
Secara geografis, kawasan TN Gunung Leuser membentang pada koordinat 96º 35” – 98º 30” Bujur Timur dan 2º 50” – 4º 10” Lintang Utara. Kondisi topografi mulai dari daerah pantai (0 mdpl) hingga daerah pegunungan (?3000 mdpl).
Hampir 80% dari luas kawasan memiliki kemiringan di atas 40%. Luas TN Gunung Leuser saat ini adalah 830.268,95 ha, yaitu 75,27% di provinsi Aceh (624.913,81 ha) dan 24,73% di Sumatera Utara (205.355,14 ha).
Angka ini mengacu pada Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK. 6589/Menhut-VII/KUH/2014 tanggal 28 Oktober 2014 tentang Penetapan Kawasan Hutan Sebagian Taman Nasional Gunung Leuser Provinsi Aceh serta Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.4039/Menhut-VII/KUH/2014 tanggal 28 Mei 2014 tentang Penetapan Kawasan Hutan Sebagian Taman Nasional Gunung Leuser di Provinsi Sumatera Utara.
Ditinjau dari aspek biodiversitas, vegetasi di kawasan TN Gunung Leuser termasuk flora Sumatera dan erat hubungannya dengan flora di Semenanjung Malaysia, pulau Kalimantan, pulau Jawa dan bahkan Philipina. Sedangkan untuk fauna, kawasan TN Gunung Leuser merupakan habitat dari mamalia, burung, reptil, ampibi, ikan, dan invertebrata.
Dari 129 spesies mamalia besar dan kecil di seluruh Sumatera, 65% di antaranya berada di kawasan TNGL. Lebih dari 350 jenis burung diperkirakan tinggal di kawasan TN Gunung Leuser. Empat spesies yang menjadi satwa kunci adalah harimau Sumatera, gajah Sumatera, orangutan Sumatera dan badak Sumatera.
Naskah: Hendri Irawan
Info Grafis: Bobby Firmansyah
Write a Facebook Comment
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
View all comments