- Swasembada Pangan Optimistis Cepat Terwujud dengan Kolaborasi NFA dan Kementrans
- Konsisten Meliput Sampah Demi Edukasi dan Solusi
- BBM Aman, Menteri ESDM Apresiasi Kesiapan Satgas Nataru Pertamina
- Dorong Energi Terbarukan, Pertamina Tampung Minyak Jelantah di Wilayah Jabodetabek dan Bandung
- Tangkap Pelaku Penganiayaan Aktivis Pembela HAM Lingkungan Hidup di Teluk Bintuni, Papua Barat
- Mentan Amran dan Panglima TNI Perkuat Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan
- Gateway of Java, Menjelajah Indahnya Panorama Yogyakarta
- Resmi Dilantik, DPC HIPPI Jakarta Timur Siap Berkolaborasi dengan Berbagai Pihak
- Ketum Pandutani: Pemaafan Koruptor yang Kembalikan Uang Korupsi Efektif Memulihkan Keuangan Negara
- Kemenekraf Dorong Penguatan Ekonomi Perempuan Melalui \'Emak-Emak Matic\'
Stok di Pasar Meningkat, Harga Cabai Turun Drastis
Arah - Harga cabai merah dan cabai hijau di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara mengalami penurunan drastis karena banyak stok yang masuk di pasaran.
Harga kebutuhan pokok di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, hampir semuanya normal namun tidak dengan harga cabai merah dan cabai hijau yang anjlok drastis. "Cukup drastis dari Rp30.000 sampai Rp40.000 per kilogram, kini Rp.10.000 sampai Rp 18.000," kata pedagang sayuran di Pasar Dwikora, Kelurahan Suka Dame, Kecamatan Siantar Utara, Dame Sinaga (46), Minggu (19/2).
Di pasar tradisional itu, harga cabai merah kisaran Rp15.000-Rp18.000 per kg, cabai hijau Rp10.000-Rp13.000 per kg, namun cabai rawit bertahan Rp50.000-Rp52.000 per kg. Dame mengatakan, sudah seminggu harga tersebut ditetapkan karena banyaknya stok masuk ke pasaran.
Baca Lainnya :
- Apa Saja Bisnis yang Banyak Dicari di Era MEA? Ini Jawabannya0
- Kembangkan Potensi Petani Prabumulih0
- Pemerintah Tak Boleh Terlena Kenaikan Harga Komoditas0
- Menteri Pertanian bantu 495.000 ton benih jagung0
- Menteri Pertanian bantu 495.000 ton benih jagung0
Sejumlah petani cabai yang merupakan pemasok dari Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, untuk Kota Pematangsiantar mengaku pemetikan tanaman dalam waktu yang bersamaan sehingga terjadi panen raya.
"Bulan ini masanya, merata di kawasan (Kabupaten) Simalungun," kata Rahman (52) warga Kecamatan Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun.
Walau harga jual cabai tidak tinggi seperti pada akhir Desember 2016, para petani cabai tetap harus memanen. Jika tidak, tanaman cabai akan membusuk. Meski tidak mendapatkan harga yang tinggi seperti pada akhir Desember 2016, Rahman dan petani cabai lainnya harus memanen, dari pada dibiarkan membusuk. (Mutia Rabbani Hanifah)
sumber : arah.com