- Swasembada Pangan Optimistis Cepat Terwujud dengan Kolaborasi NFA dan Kementrans
- Konsisten Meliput Sampah Demi Edukasi dan Solusi
- BBM Aman, Menteri ESDM Apresiasi Kesiapan Satgas Nataru Pertamina
- Dorong Energi Terbarukan, Pertamina Tampung Minyak Jelantah di Wilayah Jabodetabek dan Bandung
- Tangkap Pelaku Penganiayaan Aktivis Pembela HAM Lingkungan Hidup di Teluk Bintuni, Papua Barat
- Mentan Amran dan Panglima TNI Perkuat Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan
- Gateway of Java, Menjelajah Indahnya Panorama Yogyakarta
- Resmi Dilantik, DPC HIPPI Jakarta Timur Siap Berkolaborasi dengan Berbagai Pihak
- Ketum Pandutani: Pemaafan Koruptor yang Kembalikan Uang Korupsi Efektif Memulihkan Keuangan Negara
- Kemenekraf Dorong Penguatan Ekonomi Perempuan Melalui \'Emak-Emak Matic\'
Sejumlah Ruas Jalan Tol Trans Sumatera Tahap II Mulai Konstruksi
JAKARTA – PT Hutama Karya (Persero)
(Hutama Karya) resmi memulai konstruksi sejumlah ruas Jalan Tol Trans Sumatera
(JTTS) Tahap II. Proyek ini merupakan kelanjutan dari Perjanjian Pengusahaan
Jalan Tol (PPJT) yang telah ditandatangani pada tanggal 30 September 2024
mencakup pembangunan Jalan Tol Palembang – Betung (Paltung) Seksi I Palembang –
Rengas (21,5 km), Seksi II Rengas – Pangkalan Balai (33 km), dan Seksi III
Pangkalan Balai – Betung (14,69 km).
Selain itu, Hutama Karya juga memulai konstruksi Jalan Tol
Betung (Simpang Sekayu) – Tempino – Jambi (Betejam) Seksi IB Babat Supat –
Tungkal Jaya (31,6 km), dan Seksi II Interchange Tungkal Jaya – Interchange
Bayung Lencir (54,32 km) yang sebelumnya telah dilakukan penandatangan PPJT
pada 3 Juni 2024 lalu. Pembangunan ini merupakan bagian dari komitmen Hutama
Karya dalam menyelesaikan backbone yang menghubungkan dua provinsi yakni
Sumatra Selatan dan Jambi.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama
Karya Adjib Al Hakim menyampaikan proses konstruksi sejumlah ruas mulai
dilakukan dengan penerapan digital construction yang modern untuk memastikan
seluruh proses berjalan sesuai rencana atau target pelaksanaan waktu.
Baca Lainnya :
- Pertamina Eco RunFest 2024 Salurkan Donasi Kemanusiaan untuk Palestina0
- Desa Energi Berdikari di Indramayu Wujudkan Ketahanan Pangan dan Energi0
- KKP Tangani Bangkai Paus Terdampar di Sumba Timur 0
- Menteri Dody Optimalkan Infrastruktur Irigasi untuk Dukung Ketahanan Pangan0
- Pjs Walikota Batam Ikut Tanam Jagung, Launching Gugus Tugas Polri Mendukung Ketahanan Pangan0
“Konstruksi ruas-ruas ini kita lakukan secara bertahap pada
rentang triwulan empat tahun 2024 dengan mempertimbangkan unsur environmental,
social, governance sehingga dampaknya juga terasa langsung bagi masyarakat,”
ujar Adjib.
Adjib menyampaikan bahwa pembangunan akan berlangsung dalam
beberapa tahun mendatang, dengan masing-masing memiliki jadwal dan target
penyelesaian yang berbeda. Untuk Jalan Tol Paltung Seksi I dan II, pekerjaan
konstruksi dimulai pada bulan November 2024 dan direncanakan selesai dalam
waktu 16 bulan, yang berarti ditargetkan rampung pada Februari 2026.
Sementara itu, untuk Seksi III, pembangunan dimulai pada
Oktober 2024 dan dijadwalkan selesai dalam waktu 12 bulan pada Oktober 2025. Sedangkan
untuk Jalan Tol Betejam Seksi II, pekerjaan konstruksi dimulai pada Oktober
2024 lalu, dan diperkirakan akan selesai pada 2026.
Sementara pembangunan Seksi II dilaksanakan menjadi 2 paket
yakni Seksi IIA STA 61+680 sd 97+600 yang ditargetkan rampung pada April 2026
setelah 18 Bulan pengerjaan, dan Seksi IIB STA 97+600 sd 116+000 akan rampung
pada Februari 2026 setelah 16 bulan pengerjaan.
Proyek ini tidak hanya akan memangkas waktu tempuh
antarprovinsi, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru. Dengan tersambungnya
jalur ini, efisiensi logistik meningkat, dan distribusi hasil pertanian seperti
karet, kelapa sawit, serta komoditas unggulan Sumatra lainnya akan lebih
lancar.
Hal ini diharapkan meningkatkan daya saing produk lokal di
pasar nasional dan internasional. Selain itu, jalan tol ini juga mempermudah
distribusi hasil pertanian lainnya, sehingga produk tersebut lebih cepat
diterima oleh orang yang membutuhkan. Produk khas daerah seperti pempek
Palembang, tempoyak, dan kerutup ikan dari Jambi juga diharapkan semakin mudah
menjangkau pasar dan dikenal oleh masyarakat luas.
Pembangunan jalan tol ini juga akan menciptakan ribuan
lapangan kerja, baik selama proses konstruksi maupun setelah operasional
dimulai. Tidak hanya di sektor konstruksi, proyek ini memberikan peluang besar
bagi tenaga kerja lokal di sektor jasa, transportasi, hingga pengelolaan rest
area. Setiap rest area akan dilengkapi fasilitas yang mendukung pertumbuhan
UMKM lokal, seperti kios makanan khas daerah yang menjadi daya tarik wisata
kuliner.
Adjib juga menyampaikan bahwa proyek ini dirancang untuk
memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. “Kami memastikan pembangunan
dilakukan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola
yang baik, sehingga dampaknya terasa langsung bagi masyarakat,” tambah Adjib.
Kehadiran rest area di sepanjang jalan tol akan menjadi
motor penggerak pertumbuhan UMKM. Hingga lebih dari 70% ruang di rest area akan
dialokasikan untuk pelaku usaha kecil dan menengah. Hal ini membuka peluang
bagi produk lokal, seperti kerajinan khas, makanan tradisional dan produk
pertanian olahan untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Dengan meningkatnya mobilitas, potensi kunjungan ke UMKM
lokal diperkirakan akan naik hingga 50%. Selain manfaat ekonomi, proyek ini
juga dilengkapi dengan infrastruktur canggih seperti Jembatan Balance
Cantilever di Sungai Musi yang dilengkapi modul Structure Health Monitoring
System (SHMS), hal ini berguna untuk memonitor kesehatan struktur jembatan,
memantau perubahan kekuatan struktur akibat beban yang bekerja secara real time
baik saat proses konstruksi hingga masa operasional.
Jembatan ini dirancang tidak hanya sebagai penghubung,
tetapi juga ikon baru kemajuan infrastruktur di Sumatra. Hutama Karya
memastikan pembangunan dilakukan dengan teknologi terkini, seperti digital
construction, untuk mempercepat proses dan menjaga kualitas. Strategi ini
memungkinkan pengerjaan lebih efisien sekaligus memastikan standar keamanan
yang tinggi.
Ketika rampung, JTTS akan memangkas waktu tempuh dari
Palembang ke Jambi hingga lebih dari separuh waktu perjalanan saat ini. Dari
sebelumnya 5-6 jam, perjalanan dapat ditempuh dalam 2-2,5 jam saja. Selain itu,
kemudahan akses ini juga mendukung pemerataan pendidikan, kesehatan, dan
layanan publik di daerah-daerah yang sebelumnya sulit dijangkau.
Juga meningkatkan efisiensi logistik dan distribusi hasil
pertanian seperti karet, kelapa sawit, hingga komoditas unggulan Sumatra
lainnya, untuk meningkatkan daya saing produk lokal di pasar nasional dan
internasional. “Jika proyek ini rampung, maka JTTS akan tersambung penuh dari
Lampung hingga Jambi,” tutup Adjib Al Hakim, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama
Karya.
Untuk diketahui, kelanjutan pembangunan JTTS juga didukung
oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus
Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur
seperti jalan tol sangat penting untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memperkuat konektivitas antar
provinsi.
“Dengan terus berlanjutnya pembangunan Tol Trans Sumatera,
kita dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap pembangunan ekonomi dan
sosial di seluruh wilayah Sumatera,” ungkap AHY dalam keterangannya, yang
dilansir pada 9 November 2024 di Kompas.
Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun Jalan Tol
Trans Sumatera (JTTS) sepanjang ±1.235 km, termasuk dengan jalan tol dukungan
konstruksi. Untuk ruas tol Konstruksi 356 km dan 879 km ruas tol Operasi.
Adapun ruas yang telah beroperasi secara penuh di antaranya yakni Tol Bakauheni
– Terbanggi Besar (140 km), Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu
Agung (189 km), Tol Palembang – Indralaya (22 km).
Lalu, Tol Medan – Binjai (17 km), Tol Pekanbaru – Dumai (132
km), Tol Sigli Banda Aceh Seksi 2 – 6 (49 km), Tol Binjai – Langsa Seksi Binjai
– Tanjung Pura (38 km), Tol Bengkulu – Taba Penanjung (17 km), Tol Pekanbaru –
Bangkinang (31 km), Tol Bangkinang – XIII Koto Kampar (25 km), Tol Indralaya –
Prabumulih (64 km), Tol Indrapura – Kisaran (48 km), Tol Indrapura – Tebing
Tinggi – Seberlawan – Sinaksak (74 km), Tol Bayung Lencir – Tempino (34 km). (end)