- Swasembada Pangan Optimistis Cepat Terwujud dengan Kolaborasi NFA dan Kementrans
- Konsisten Meliput Sampah Demi Edukasi dan Solusi
- BBM Aman, Menteri ESDM Apresiasi Kesiapan Satgas Nataru Pertamina
- Dorong Energi Terbarukan, Pertamina Tampung Minyak Jelantah di Wilayah Jabodetabek dan Bandung
- Tangkap Pelaku Penganiayaan Aktivis Pembela HAM Lingkungan Hidup di Teluk Bintuni, Papua Barat
- Mentan Amran dan Panglima TNI Perkuat Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan
- Gateway of Java, Menjelajah Indahnya Panorama Yogyakarta
- Resmi Dilantik, DPC HIPPI Jakarta Timur Siap Berkolaborasi dengan Berbagai Pihak
- Ketum Pandutani: Pemaafan Koruptor yang Kembalikan Uang Korupsi Efektif Memulihkan Keuangan Negara
- Kemenekraf Dorong Penguatan Ekonomi Perempuan Melalui \'Emak-Emak Matic\'
Badan Pangan Nasional Gencarkan Gerakan Pangan Murah
Stabilisasi Pangan Jelang Nataru
JAKARTA – Guna menjaga stabilitas pangan jelang Natal 2024
dan Tahun Baru 2025, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mendorong
Gerakan Pangan Murah (GPM) baik di pusat maupun daerah di seluruh daerah.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan, GPM yang digelar
berkolaborasi dengan BUMN Pangan dan pemerintah daerah melalui dinas yang
menangani urusan pangan provinsi dan kabupaten/kota.
“Menjelang Nataru ini, kita terus gencarkan GPM di berbagai
daerah, khusus untuk bulan Desember ini Badan Pangan Nasional bersama
Pemerintah daerah dan BUMN pangan serta stakeholder lainnya menargetkan GPM
sebanyak 134 kali di 25 Kab/Kota 6 Provinsi,” ujar Arief dalam Rapat Koordinasi
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang digelar secara daring pada
Sabtu (23/11/2024).
Baca Lainnya :
- KKP Lepas Ekspor Pakan hingga Indukan Udang Berstandar Internasional ke Brunei 0
- Desa Energi Berdikari di Indramayu Wujudkan Ketahanan Pangan dan Energi0
- Produksi Perikanan & Rumput Laut hingga Oktober 2024 Capai 18,26 Juta Ton 0
- Dari Brasil, Presiden Prabowo Ajak Pelaku Usaha Perkuat Sektor Pertanian0
- Prabowo Ajak KTT G20 Entaskan Kelaparan, Mentan Gerak Cepat Bentuk Brigade Swasembada Pangan0
Pelaksanaan GPM dilakukan secara masif di titik-titik
strategis, terutama di wilayah yang menunjukkan potensi kenaikan harga karena
permintaan meningkat yaitu di daerah yang mayoritas penduduknya
menyelenggarakan Natal dan Tahun Baru antara lain Papua, Nusa Tenggara Timur,
Sulawesi Utara, dan Sumatera Utara. Sementara itu, sejak Januari hingga
November 2024 GPM telah dilaksanakan sebanyak 8.750 kali di 514 Kab/Kota dan 38
Provinsi.
Untuk melihat pergerakan harga secara harian, Badan Pangan
Nasional memiliki pemantauan harga melalui panelharga.badanpangan.go.id yang
menghimpun data secara real-time perkembangan harga dari seluruh daerah,
sebagai basis dalam melihat
daerah-daerah yang perlu dilakukan intervensi stabilisasi secara lebih
kuat lagi.
“Berdasarkan pemantauan harga yang kita lakukan, secara umum
pergerakan harga pangan stabil, namun beberapa daerah ada yang mengalami
kenaikan harga di atas harga acuan, sehingga intervensi stabilisasi pangan
terus digencarkan, khususnya terkait dengan meningkatnya permintaan di beberapa
daerah karena menjelang Natal dan tahun baru,” ungkap Arief.
Arief menambahkan, GPM merupakan salah satu instrumen yang
dilakukan pemerintah sebagai bagian dari langkah strategis menjaga inflasi,
khususnya inflasi pangan yang berkontribusi signifikan terhadap inflasi umum.
Terkait dengan beras sebagai komoditas pangan pokok
strategis yang mayoritas dikonsumsi masyarakat, Arief memastikan bahwa stok
beras yang dimiliki pemerintah yang berada di Bulog dalam kondisi yang cukup
dan aman untuk menyambut Nataru. Dengan jumlah stok beras saat ini mencapai 1,9
juta ton, pihaknya optimis intervensi berupa bantuan pangan beras dan
gelontoran beras SPHP dapat menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pada
momentum Nataru.
Adapun bantuan pangan beras masing-masing sebanyak 10 kg
beras yang diberikan kepada 22 juta KPM akan digelontorkan kembali pada bulan
Desember 2024.
"Bantuan pangan beras seperti rencana kita sebelumnya
yakni digelontorkan di bulan Agustus, Oktober, dan Desember 2024. Bulan
November ini tidak ada penyaluran bantuan pangan beras. Bantuan pangan beras
akan dimulai lagi bulan Desember untuk 22 juta penerima bantuan." terang
Arief.
"Sedangkan untuk beras SPHP sudah disalurkan sebanyak
1,2 juta ton dan rencana disalurkan ada penambahan 200 ribu ton sehingga sampai
dengan akhir 2024 kita bisa jaga inflasi kita sesuai target di kisaran 1,5
persen hingga 3,5 persen," pungkasnya.