- Swasembada Pangan Optimistis Cepat Terwujud dengan Kolaborasi NFA dan Kementrans
- Konsisten Meliput Sampah Demi Edukasi dan Solusi
- BBM Aman, Menteri ESDM Apresiasi Kesiapan Satgas Nataru Pertamina
- Dorong Energi Terbarukan, Pertamina Tampung Minyak Jelantah di Wilayah Jabodetabek dan Bandung
- Tangkap Pelaku Penganiayaan Aktivis Pembela HAM Lingkungan Hidup di Teluk Bintuni, Papua Barat
- Mentan Amran dan Panglima TNI Perkuat Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan
- Gateway of Java, Menjelajah Indahnya Panorama Yogyakarta
- Resmi Dilantik, DPC HIPPI Jakarta Timur Siap Berkolaborasi dengan Berbagai Pihak
- Ketum Pandutani: Pemaafan Koruptor yang Kembalikan Uang Korupsi Efektif Memulihkan Keuangan Negara
- Kemenekraf Dorong Penguatan Ekonomi Perempuan Melalui \'Emak-Emak Matic\'
Darmin Nasution Dorong Pemprov NTB Kembangkan Potensi Rumput Laut
Nusa Tenggara Barat-Provinsi Nusa Tenggara Barat menyimpan potensi yang cukup besar melalui hasil kekayaan rumput laut. Namun demikian kendala yang dimiliki dari sekitar 30.000 hektare (ha) yang telah dimanfaatkan hanya sekitar 25 persen.
Hal ini diungkapkan saat peninjauan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution saat melakukan kunjungan kerja ke lokasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Pengolahan Rumput Laut Sasak Maiq, Minggu (12/2), di Lombok, NTB.
Selama ini, mayoritas rumput laut yang diekspor adalah rumput laut kering yang nilai jualnya rendah. “Disini bersyukur ada tempat pengolahan rumput laut. Di luar sana, hanya dikeringkan dan langsung kirim ke Tiongkok dengan harga murah,” ungkap Darmin.
Baca Lainnya :
- Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan Bawang Merah dari Thailand0
- Riau kekurangan 415.000 ton beras tiap tahun0
- Menteri LHK komunikasikan pajak kantong plastik0
- Cabai impor beredar di Pasar Indramayu0
- Menperin Ajak 50 Bos Perusahaan Prancis Tanam Modal di RI0
Sejauh ini, industri pengolahan rumput laut terbentur dengan minimnya mesin peralatan yang mendukung. Padahal jika diproses dengan baik, komoditas rumput lalu memiliki nilai tambah tinggi.
Rumput laut selain dapat dimanfaatkan untuk makanan, juga dikenal berguna di bidang farmasi dan kosmetika. Bahkan sisa pengolahan rumput laut yang tidak terpakai banyak digunakan sebagai pangan ternak dan pupuk.
Darmin mengingatkan untuk tidak hanya mengolah rumput lalu sebagai panganan namun juga merambah ke industri lainnya. “Masalah rumput laut, pasarnya di luar negeri tidak terlalu besar kecuali diproses seperti menjadi karagenan yang dimanfaatkan dalam industri farmasi dan kosmetika,” ujarnya.
Pemerintah melalui kementerian Perekonomian dan pemerintah daerah Provinsi NTB, kedepannya tidak ingin perusahaan besar masuk industri pengolahan rumput laut. Pasalnya selama ini swasta khususnya perusahaan besar telah mendominasi industri kelapa sawit dan karet di Indonesia.
“Melalui bantuan KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan), petani bisa mengembangkan pembibitan industri rumput laut secara mandiri. Swasta boleh masuk tapi hanya terbatas pembuatan kareganan karena hasil mereka lebih baik,” tegas Darmin.
Darmin berpesan peningkatan kualitas produk rumput laut akan membuat komoditi lokal dapat bersaing di pasar nasional maupun mancanegara. “Kita berharap produk ini bisa tembus ke luar pasar Lombok, secara nasional dipasarkan dengan jumlah yang lebih besar,” katanya.
Sumber: Berita Daerah.Com