Misteri Lubang Gravitasi Samudra Hindia, Ilmuwan Teliti Asal-Usulnya

By PorosBumi 25 Nov 2024, 19:55:15 WIB Sains
Misteri Lubang Gravitasi Samudra Hindia, Ilmuwan Teliti Asal-Usulnya

Keterangan Gambar : Misteri lubang gravitasi di Samudra Hindia masih belum terpecahkan sejak ditemukan pertama kali pada tahun 1948. Foto/European Space Agency


WASHINGTON – Misteri lubang gravitasi di Samudra Hindia masih belum terpecahkan sejak ditemukan pertama kali pada tahun 1948. Para ilmuwan masih meneliti asal usul lubang gravitasi raksasa atau geoid rendah ini dan bagaimana bisa terbentuk.

Diperkirakan lekukan pada medan gravitasi Bumi ini disebabkan oleh kematian samudra purba. Lubang gravitasi di Samudra Hindia adalah wilayah tempat massa Bumi berkurang, yang menyebabkan tarikan gravitasi lemah, dan permukaan laut lebih rendah dari rata-rata.

Dikutip dari laman Live Science, Senin (25/11/2024), para ilmuwan secara perlahan-lahan mulai memecahkan misteri lubang gravitasi Samudra Hindia sebagai lokasi lekuk terdalam pada medan gravitasi Bumi. Wilayah samudra melingkar ini memiliki tarikan gravitasi yang sangat lemah, sehingga permukaan laut di sana 348 kaki (106 meter) lebih rendah daripada di tempat lain di Bumi. 

Baca Lainnya :

Lubang ini membentang seluas 1,2 juta mil persegi (3,1 juta kilometer persegi) dan terletak 746 mil (1.200 km) di barat daya India. Berbagai teori telah mencoba menjelaskan keberadaannya sejak ahli geofisika pertama kali mendeteksi jejaknya, tetapi jawabannya baru muncul pada tahun 2023 melalui sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters. 

Para peneliti menggunakan 19 model komputer untuk mensimulasikan gerakan mantel Bumi dan lempeng tektonik selama 140 juta tahun terakhir. Kemudian mengungkap skenario yang memunculkan geoid rendah yang mirip dengan yang ada di kehidupan nyata.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa lubang gravitasi Samudra Hindia terbentuk setelah kematian samudra purba bernama Tethys, yang ada di antara superbenua Laurasia dan Gondwana. Tethys berada di bongkahan kerak Bumi yang bergeser di bawah lempeng Eurasia selama pecahnya Gondwana 180 juta tahun yang lalu. 

Saat ini terjadi, pecahan kerak yang hancur tenggelam jauh ke dalam mantel. Sekitar 20 juta tahun yang lalu, saat pecahan-pecahan ini mendarat di wilayah paling bawah mantel, mereka memindahkan material berdensitas tinggi yang berasal dari "gumpalan Afrika" — gelembung padat magma yang mengkristal, 100 kali lebih tinggi dari Gunung Everest, yang terperangkap di bawah Afrika. 

Gumpalan magma berdensitas rendah naik untuk menggantikan material padat, mengurangi massa keseluruhan wilayah tersebut dan melemahkan gravitasinya. Para ilmuwan belum mengonfirmasi prediksi model ini dengan data gempa bumi, yang dapat membantu memverifikasi keberadaan gumpalan berdensitas rendah di bawah lubang tersebut. 

Sementara itu, para peneliti semakin menyadari bahwa magma Bumi penuh dengan gumpalan aneh, termasuk beberapa yang dianggap hilang dan muncul di tempat-tempat yang tak terduga. Bukan hanya Bumi — eksplorasi Mars juga telah mengungkap gumpalan dalam berbagai bentuk dan ukuran yang mengintai di bawah permukaan planet tersebut. (wib)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment