- Swasembada Pangan Optimistis Cepat Terwujud dengan Kolaborasi NFA dan Kementrans
- Konsisten Meliput Sampah Demi Edukasi dan Solusi
- BBM Aman, Menteri ESDM Apresiasi Kesiapan Satgas Nataru Pertamina
- Dorong Energi Terbarukan, Pertamina Tampung Minyak Jelantah di Wilayah Jabodetabek dan Bandung
- Tangkap Pelaku Penganiayaan Aktivis Pembela HAM Lingkungan Hidup di Teluk Bintuni, Papua Barat
- Mentan Amran dan Panglima TNI Perkuat Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan
- Gateway of Java, Menjelajah Indahnya Panorama Yogyakarta
- Resmi Dilantik, DPC HIPPI Jakarta Timur Siap Berkolaborasi dengan Berbagai Pihak
- Ketum Pandutani: Pemaafan Koruptor yang Kembalikan Uang Korupsi Efektif Memulihkan Keuangan Negara
- Kemenekraf Dorong Penguatan Ekonomi Perempuan Melalui \'Emak-Emak Matic\'
Sinergi Kemenkop-KemenTrans Bangun Kemandirian Ekonomi di Kawasan Transmigrasi
JAKARTA - Kementerian Koperasi (Kemenkop) bersama
Kementerian Transmigrasi (KemenTrans) akan melakukan kolaborasi untuk
mengembangkan perekonomian di kawasan atau daerah transmigrasi. Komitmen
bersama ini didasari oleh kondisi ekonomi di kawasan transmigrasi yang relatif
tertinggal dan sulit berkembang karena berbagai keterbatasan.
Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi mengatakan salah satu
opsi paling tepat untuk pengembangan kawasan transmigrasi adalah dengan
membangun/ mendirikan koperasi. Dengan cara ini maka masyarakat yang tinggal di
kawasan tersebut dapat lebih mandiri dan berdaya secara ekonomi sehingga
peluang untuk lebih sejahtera akan semakin besar.
Melalui wadah koperasi, berbagai program pengembangan dan
peningkatan kapasitas masyarakat sebagai anggota koperasi akan semakin mudah.
Terlebih di wilayah transmigrasi mayoritas mata pencaharian penduduknya adalah
petani, sehingga hal ini sinkron dengan rencana kebijakan pemerintah terkait
dengan swasembada pangan.
Baca Lainnya :
- Andai Besok Kiamat, Tanam Pohon Jangan Ditunda!0
- AHY, Tokoh Muda Nahkoda Kapal Besar Kemenko Bidang Infrastruktur & Pembangunan Kewilayahan0
- Kehadiran Indonesia di KTT G20 Perkuat Komitmen Energi Hijau dan Pajak Internasional0
- Ketegangan Global Picu Lonjakan Harga Minyak WTI Hari Ini0
- Dewan Pakar GSN Ingatkan Kementan Jangan Masuk ke Bisnis0
"Kalau bisa di kawasan transmigrasi terbentuk badan
usaha yaitu koperasi. Ketika nanti sudah berbadan usaha koperasi, kami di
Kementerian Koperasi memungkinkan untuk berkolaborasi. Koperasi pemasaran di
daerah-daerah transmigrasi itu saya rasa perlu (dibangun)," kata Menkop
Budi Arie Setiadi dalam keterangannya, Jakarta, Senin (25/11).
Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Transmigrasi saat
ini data jumlah transmigran di seluruh Indonesia sekitar 9,1 juta jiwa dengan
rincian 2,1 juta Kepala Keluarga (KK) dan tersebar di 153 kawasan transmigran.
Dengan jumlah itu maka rata-rata kepemilikan lahan oleh satu keluarga
transmigran sekitar 2 hektar yang potensial untuk dikembangkan menjadi lahan
pertanian.
Salah satu bentuk sinergi yang dinilai paling strategis
untuk segera dilakukan yaitu terkait dengan penyaluran pupuk. Perubahan
kebijakan distribusi pupuk bersubsidi penyaluran pupuk tidak lagi melalui agen
atau dealer namun langsung ke penerima manfaat seperti Gapoktan (Gabungan
Kelompok Tani). Oleh sebab itu Gapoktan harus segera mengurus badan hukum
koperasi sebagai prasyarat penyaluran pupuk dari produsen.
"Kalau kita bisa bantu (penyaluran) itu kan sudah
lumayan sekali membantu teman-teman di transmigran terutama di Indonesia Timur
untuk pupuknya, untuk pemasaran nanti kita pikirkan bagaimana
strateginya," kata Menkop.
Selain itu, Menkop Budi Arie juga menyoroti keberadaan
koperasi di kawasan transmigrasi juga akan sangat membantu para petani untuk
lebih memudahkan pemasaran produknya. Di sisi lain koperasi dapat menjadi
offtaker dari komoditas unggulan di setiap wilayah transmigrasi.
Manfaat lain yang bisa diperoleh oleh koperasi di kawasan
transmigrasi juga kemudahan dalam mengakses pembiayaan untuk modal kerja
koperasi. Kemenkop melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM
menyatakan siap memberikan dukungan pembiayaan kepada koperasi terutama di
kawasan transmigrasi apabila dibutuhkan.
"Kami ada LPDB nanti kita bisa support juga untuk
pembiayaan, termasuk kredit usaha tani. Saya rasa kalau transmigran lebih jelas
orangnya, tanahnya juga jelas dan offtakernya jelas," ujar Menkop Budi
Arie.
Sementara itu Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman
Suryanegara membenarkan bahwa salah satu kendala utama yang dialami oleh para
transmigran adalah kesulitan dalam memasarkan produk seperti produk pertanian.
Oleh sebab itu sangat dibutuhkan peran offtaker yang dapat menyerap semua
produk pertanian dari para transmigran sehingga saat panen raya mereka tidak
kesulitan menjual.
"Kemarin kami ke Papua, kami banyak mendengar bahwa
banyak persoalan terutama di beberapa kawasan transmigrasi, mereka kesulitan
untuk memasarkan produknya. Saat kami ke Merauke, Kawasan transmigrasi,
ternyata persoalannya juga sama," kata Menteri Iftitah Sulaiman
Suryanegara.
Merespons hal itu, Muhammad Iftitah menilai salah satu
offtaker yang paling tepat untuk menjembatani permasalahan di kawasan
transmigrasi adalah koperasi. Dia berharap rencana strategis untuk melakukan
kolaborasi antara Kemenkop dan KemenTrans dapat terealisasi sehingga dapat
mendongkrak kesejahteraan masyarakat di kawasan transmigrasi.
"Karena itu kami mencoba bertemu dengan Menteri
Koperasi (Budi Arie Setiadi) untuk membahas apa saja yang bisa kita sinergikan
bersama terkait pengembangan ekonomi di kawasan transmigrasi seperti arahan Pak
Presiden (Prabowo Subianto)," kata Menteri Transmigrasi Iftitah.
Hadir juga dalam audiensi di Kantor Kementerian Koperasi
tersebut, Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono, Wakil Menteri Transmigrasi
Viva Yoga Mauladi, Plt Sekretaris Kementerian Koperasi Ahmad Zabadi, Plt Sekjen
Transmigrasi Danton Ginting Munthe dan Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo.