- Swasembada Pangan Optimistis Cepat Terwujud dengan Kolaborasi NFA dan Kementrans
- Konsisten Meliput Sampah Demi Edukasi dan Solusi
- BBM Aman, Menteri ESDM Apresiasi Kesiapan Satgas Nataru Pertamina
- Dorong Energi Terbarukan, Pertamina Tampung Minyak Jelantah di Wilayah Jabodetabek dan Bandung
- Tangkap Pelaku Penganiayaan Aktivis Pembela HAM Lingkungan Hidup di Teluk Bintuni, Papua Barat
- Mentan Amran dan Panglima TNI Perkuat Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan
- Gateway of Java, Menjelajah Indahnya Panorama Yogyakarta
- Resmi Dilantik, DPC HIPPI Jakarta Timur Siap Berkolaborasi dengan Berbagai Pihak
- Ketum Pandutani: Pemaafan Koruptor yang Kembalikan Uang Korupsi Efektif Memulihkan Keuangan Negara
- Kemenekraf Dorong Penguatan Ekonomi Perempuan Melalui \'Emak-Emak Matic\'
Harga Ekspor Karet USD2/Kg
Medan-Harga ekspor karet masih bertahan mahal atau di atas USD2 per kilogram (kg). Hal ini akibat ketatnya produksi karet di tengah permintaan karet yang stabil."Untuk Maret, harga SIR 20 masih bisa sebesar USD2,08 per kg dan untuk April USD2,09," ujar Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Edy Irwansyah di Medan, dikutip dari Antara, Senin 27 Februari 2017.
Kenaikan harga ekspor sudah terjadi di akhir 2016 dan semakin bagus di awal 2017. Pada akhir Januari 2017, misalnya, harga sudah mencapai USD2,27 per kg dan dan bahkan di 1 Februari sempat sebesar USD2,29 per kg.
Menurut dia, ada prediksi harga ekspor karet itu bisa naik lagi yang antara lain dipicu produksi yang berkurang di negara produsen dampak musim gugur daun.Gugur daun bukan hanya terjadi di sejumlah sentra produksi karet Indonesia, tetapi juga di negara produsen utama lainnya yakni Thailand dan Malaysia. Di Sumut, musim gugur daun yang sudah terjadi sejak akhir Januari diperkirakan berlangsung hingga awal April 2017.
Baca Lainnya :
- Investor Arab tertarik berinvestasi wisata halal NTB0
- Darmin Nasution Dorong Pemprov NTB Kembangkan Potensi Rumput Laut0
- Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan Bawang Merah dari Thailand0
- Riau kekurangan 415.000 ton beras tiap tahun0
- Menteri LHK komunikasikan pajak kantong plastik0
Pada rentang waktu itu, produksi karet Sumut diprediksi berkurang sekitar 40-50 persen. Beberapa daerah yang sudah terkena gugur daun di Sumut terjadi di Kabupaten Labuhanbatu dan Simalungun."Sulit menyebutkan apakah kenaikan harga masih berlanjut atau tidak mengingat banyak faktor lain yang mempengaruhi harga di pasar internasional," katanya.
Selain produksi, faktor yang mempengaruhi kenaikan atau penurunan harga antara lain terkait permintaan dari tiga negara konsumen utama dan termasuk harga minyak mentah dunia.
Edy menjelaskan, kalau permintaan meningkat dan harga minyak mentah berada di kisaran USD70 per barel, maka harga karet SIR 20 Indonesia bisa menjadi USD3 per kg dari dewasa ini yang di kisaran USD2.
"Gapkindo berharap harga ekspor naik terus, karena produksi tren menurun," katanya.Pada 2016, misalnya, produksi karet Sumut sudah turun 2,13 persen dari tahun 2015 atau tinggal 441.220 ton akibat terjadinya penebangan pohon karet dan semakin besarnya luasan tanaman karet berusia tua. Penurunan produksi karet Sumut sudah terjadi sejak 2012 setelah di 2011 masih bisa sebanyak 537.559 ton.
"Kalaupun produksi turun, tetapi harga jual naik, maka devisa dari komoditas itu bisa tetap lebih besar dan sebaliknya. Jadi Gapkindo berharap harga ekspor karet naik lagi," pungkas dia.
Sumber: metrotvnews.com