Harga Ekspor Karet USD2/Kg

By Anggun Pratiwi 28 Feb 2017, 10:04:00 WIB Energi
Harga Ekspor Karet USD2/Kg

Medan-Harga ekspor karet masih bertahan mahal atau di atas USD2 per kilogram (kg). Hal ini akibat ketatnya produksi karet di tengah permintaan karet yang stabil."Untuk Maret, harga SIR 20 masih bisa sebesar USD2,08 per kg dan untuk April USD2,09," ujar Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Edy Irwansyah di Medan, dikutip dari Antara, Senin 27 Februari 2017.

Kenaikan harga ekspor sudah terjadi di akhir 2016 dan semakin bagus di awal 2017. Pada akhir Januari 2017, misalnya, harga sudah mencapai USD2,27 per kg dan dan bahkan di 1 Februari sempat sebesar USD2,29 per kg.

Menurut dia, ada prediksi harga ekspor karet itu bisa naik lagi yang antara lain dipicu produksi yang berkurang di negara produsen dampak musim gugur daun.Gugur daun bukan hanya terjadi di sejumlah sentra produksi karet Indonesia, tetapi juga di negara produsen utama lainnya yakni Thailand dan Malaysia. Di Sumut, musim gugur daun yang sudah terjadi sejak akhir Januari diperkirakan berlangsung hingga awal April 2017.

Baca Lainnya :

Pada rentang waktu itu, produksi karet Sumut diprediksi berkurang sekitar 40-50 persen. Beberapa daerah yang sudah terkena gugur daun di Sumut terjadi di Kabupaten Labuhanbatu dan Simalungun."Sulit menyebutkan apakah kenaikan harga masih berlanjut atau tidak mengingat banyak faktor lain yang mempengaruhi harga di pasar internasional," katanya.

Selain produksi, faktor yang mempengaruhi kenaikan atau penurunan harga antara lain terkait permintaan dari tiga negara konsumen utama dan termasuk harga minyak mentah dunia.

Edy menjelaskan, kalau permintaan meningkat dan harga minyak mentah berada di kisaran USD70 per barel, maka harga karet SIR 20 Indonesia bisa menjadi USD3 per kg dari dewasa ini yang di kisaran USD2.

"Gapkindo berharap harga ekspor naik terus, karena produksi tren menurun," katanya.Pada 2016, misalnya, produksi karet Sumut sudah turun 2,13 persen dari tahun 2015 atau tinggal 441.220 ton akibat terjadinya penebangan pohon karet dan semakin besarnya luasan tanaman karet berusia tua. Penurunan produksi karet Sumut sudah terjadi sejak 2012 setelah di 2011 masih bisa sebanyak 537.559 ton.

"Kalaupun produksi turun, tetapi harga jual naik, maka devisa dari komoditas itu bisa tetap lebih besar dan sebaliknya. Jadi Gapkindo berharap harga ekspor karet naik lagi," pungkas dia.


Sumber: metrotvnews.com




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment