- Swasembada Pangan Optimistis Cepat Terwujud dengan Kolaborasi NFA dan Kementrans
- Konsisten Meliput Sampah Demi Edukasi dan Solusi
- BBM Aman, Menteri ESDM Apresiasi Kesiapan Satgas Nataru Pertamina
- Dorong Energi Terbarukan, Pertamina Tampung Minyak Jelantah di Wilayah Jabodetabek dan Bandung
- Tangkap Pelaku Penganiayaan Aktivis Pembela HAM Lingkungan Hidup di Teluk Bintuni, Papua Barat
- Mentan Amran dan Panglima TNI Perkuat Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan
- Gateway of Java, Menjelajah Indahnya Panorama Yogyakarta
- Resmi Dilantik, DPC HIPPI Jakarta Timur Siap Berkolaborasi dengan Berbagai Pihak
- Ketum Pandutani: Pemaafan Koruptor yang Kembalikan Uang Korupsi Efektif Memulihkan Keuangan Negara
- Kemenekraf Dorong Penguatan Ekonomi Perempuan Melalui \'Emak-Emak Matic\'
Ilmuwan Ungkap 2 Spesies Baru Kucing Bertaring Belati
CAPE TOWN – Ilmuwan mengungkap dua spesies baru kucing
bertaring belati dari fosil berusia 5 juta tahun. Dua spesies baru predator
prasejarah ini diperkirakan hidup di Afrika Selatan sekitar 5,2 juta tahun yang
lalu.
Para ilmuwan telah menemukan sisa-sisa dua spesies kucing
bertaring tajam yang belum pernah terlihat sebelumnya. Penemuan tersebut telah
mengubah pandangan para peneliti sebelumnya tentang sekelompok kucing
prasejarah yang telah punah ini.
Dua spesies baru yang ditemukan, adalah Dinofelis werdelini
dan Lokotunjailurus chimsamyae, yang fosilnya ditemukan dekat kota Langebaanweg
di pantai barat Afrika Selatan. Kedua fosil spesies baru itu ditemukan
bersamaan dengan tulang dua spesies kucing taring belati lain yang sudah
diketahui, yaitu Adeilosmilus kabir dan Yoshi obscura.
Baca Lainnya :
- Posisi Tidur Terjun Bebas Disukai Orang Berpenghasilan Tinggi 0
- China Temukan Deposit Emas Terbesar di Dunia, Mengandung 1.000 Ton Logam Mulia 0
- Misteri Lubang Gravitasi Samudra Hindia, Ilmuwan Teliti Asal-Usulnya0
- Stasiun Luar Angkasa Internasional Bocor, Bikin NASA Ketar-Ketir 0
- Ilmuwan Temukan Alfabet Tertua di Makam Kuno Suriah dari Tahun 2400 SM0
Keempat spesies tersebut termasuk dalam subfamili
Machairodontinae (taring belati), kelompok predator kucing yang telah punah
mencakup sebagian besar spesies kucing bertaring tajam. Sebagian besar anggota
subfamili ini memiliki ukuran yang setara dengan kebanyakan kucing besar
(macan) yang hidup saat ini.
Dalam sebuah studi baru, yang diterbitkan 20 Juli di jurnal
iScience, para peneliti menggambarkan sisa-sisa dari keempat spesies tersebut.
Penemuan Dinofelis werdelini bukanlah kejutan bagi tim, karena spesies dari
genus ini sebelumnya telah ditemukan di daerah tersebut dan di seluruh dunia,
termasuk Eropa, Amerika Utara, dan China.
Namun, para peneliti terkejut menemukan Lokotunjailurus
chimsamyae karena sampai saat ini anggota genus ini hanya pernah ditemukan di
Kenya dan Chad. Penemuan baru ini menunjukkan bahwa mayoritas kucing bertaring
tajam jauh tersebar luas daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Dalam studi tersebut, para peneliti membandingkan tulang
spesies yang baru ditemukan dan kucing bertaring tajam yang dikenal untuk
membuat pohon keluarga baru bagi kelompok tersebut. Keempat spesies dari
Langebaanweg tidak berkerabat dekat satu sama lain dan kemungkinan menempati
ceruk ekologis yang sangat berbeda, meskipun hidup di daerah yang sama pada
waktu yang hampir bersamaan.
Misalnya, Lokotunjailurus chinsamyae dan Adeilosmilus kabir lebih besar dan lebih beradaptasi untuk berlari dengan kecepatan tinggi, yang akan membuat mereka cocok untuk membuka lingkungan padang rumput. Tapi Dinofelis werdelini dan Yoshi obscura lebih kecil dan lebih gesit, yang membuat mereka lebih cocok untuk lingkungan tertutup, seperti hutan.
Tumpang tindih spesies ini menunjukkan bahwa habitat mereka
meliputi hutan dan padang rumput terbuka. Para peneliti berpikir ini mungkin
disebabkan oleh perubahan iklim Afrika, yang secara perlahan mengubah benua
dari hutan raksasa menjadi padang rumput terbuka, yang merupakan jenis habitat
dominan saat ini. (end)