- Swasembada Pangan Optimistis Cepat Terwujud dengan Kolaborasi NFA dan Kementrans
- Konsisten Meliput Sampah Demi Edukasi dan Solusi
- BBM Aman, Menteri ESDM Apresiasi Kesiapan Satgas Nataru Pertamina
- Dorong Energi Terbarukan, Pertamina Tampung Minyak Jelantah di Wilayah Jabodetabek dan Bandung
- Tangkap Pelaku Penganiayaan Aktivis Pembela HAM Lingkungan Hidup di Teluk Bintuni, Papua Barat
- Mentan Amran dan Panglima TNI Perkuat Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan
- Gateway of Java, Menjelajah Indahnya Panorama Yogyakarta
- Resmi Dilantik, DPC HIPPI Jakarta Timur Siap Berkolaborasi dengan Berbagai Pihak
- Ketum Pandutani: Pemaafan Koruptor yang Kembalikan Uang Korupsi Efektif Memulihkan Keuangan Negara
- Kemenekraf Dorong Penguatan Ekonomi Perempuan Melalui \'Emak-Emak Matic\'
Lahan Bertambah, RI Akan Kelebihan Produksi Jagung
Detik, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) memasang target zero import jagung tahun ini bisa terealisasi, atau selambat-lambatnya pada tahun 2018. Strateginya, yakni dengan menambah luas lahan tanam jagung hingga 3 juta hektar yang sudah diupayakan sejak tahun lalu.Kepala Biro Perencanaan Kementan, Kasdi Subagyono, mengungkapkan jika perluasan lahan terealisasi seluruhnya, akan ada tambahan produksi jagung petani sebesar 15 juta ton. Tahun lalu, pihaknya mencatat produksi komoditas terpenting kedua setelah beras ini mencapai 23,2 juta ton.
"Nah kebutuhan di dalam negeri konsumsinya 20-an juta ton, sudah termasuk industri. Prediksinya 3 bulan ke depan, kami rapat dengan GPMT (Gabungan Pengusaha Makanan Ternak), akan terjadi over produksi di gudang-gudang mereka," ujar Kasdi kepada detikFinance ditemui di kantornya, Ragunan, Jakarta, Rabu (1/2/2017).Kendati demikian, jelasnya, pabrik-pabrik pakan ternak yang menyerap jagung banyak terpusat di Jawa Barat dan Banten. Di sisi lain, sentra-sentra jagung banyak tersebar di luar Jawa.
"Ada 10 provinsi sentra, Jawa Barat kan sebenarnya bukan sentra, Banten ada (sentra) jagung, tapi pabrik pakan kebanyakan ada 2 daerah itu. Maka kita coba dekatkan GPMT bangun dryer (pengering) dan silo di sentra jagung. Beberapa perusahaan sudah ada rencana bangun, sudah komitmen mereka, konsekuensinya diangkut jagungnya (ke pabrik pakan)," terangnya.Soal masih adanya produsen pakan ternak yang mengalihkan bahan bakunya ke gandum pasca pengetatan impor jagung, menurut dia, hal tersebut otomatis akan teratasi dengan sendiri saat pasokan jagung lokal sudah mulai melimpah.
Baca Lainnya :
- Perkebunan, Sektor Menjanjikan di Kota Metropolitan Semarang0
- Buat Program Gema Pamili, Banyuwangi Berupaya Wujudkan Kemandirian Pangan0
- Pedagang Makanan-Minuman Senang Penetapan Harga Gula Rp 12.500 Per Kg0
- Bisnis Impor Daging di RI Menggiurkan, Ini Alasannya0
- KPPU Dorong Pemerintah Realisasikan Impor Sapi sebanyak 318.000 Ekor0
"Stok jagung GPMT sendiri bilang melimpah, itu kalau gudang mereka saja sudah penuh dengan jagung (lokal), masa mau impor gandum. Dalam 3 bulan ini nanti akan banyak jagung, biasanya 3 bulan 10 juta ton produksinya, ini 12 juta ton. Kalau jagung untuk konsumsi saya kira tidak ada masalah," tutur Kasdi.