Putin Ancam Serang Kiev dengan Rudal Jelajah Hipersonik Baru

By PorosBumi 30 Nov 2024, 10:56:02 WIB Global
Putin Ancam Serang Kiev dengan Rudal Jelajah Hipersonik Baru

Keterangan Gambar : Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam menyerang pusat-pusat pengambilan keputusan di ibu kota Ukraina, Kiev, dengan rudal jelajah hipersonik baru, Oreshnik. Foto/voanews


MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam menyerang pusat-pusat pengambilan keputusan di ibu kota Ukraina, Kiev, dengan rudal jelajah hipersonik baru, Oreshnik. Rusia telah menggunakan rudal Oreshnik untuk menghantam infrastruktur energi Ukraina dan memutus aliran listrik ke lebih dari satu juta orang di seluruh negeri.

“Kami tidak mengesampingkan penggunaan Oreshnik terhadap militer, industri militer, atau pusat-pusat pengambilan keputusan, termasuk di Kiev," kata Putin dalam konferensi pers di ibu kota Kasakh, Astana, dikutip dari laman voanews, Sabtu (30/11/2024).

Putin mengatakan segera meluncurkan serangan pesawat nirawak dan rudal Oreshnik terhadap infrastruktur energi Ukraina sebagai tanggapan atas serangan Ukraina di wilayah Rusia dengan rudal ATACMS jarak menengah buatan Amerika Serikat (AS).

Baca Lainnya :

Serangan itu menandai serangan besar kedua Rusia terhadap infrastruktur energi Ukraina bulan ini. Para pejabat mengatakan itu adalah serangan besar ke-11 terhadap sistem energi Ukraina sejak Maret.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh Moskow melakukan "eskalasi yang tercela," dengan menggunakan rudal jelajah dengan cluster amunisi. Ukraina meminta masyarakat internasional untuk menanggapi ancaman Putin menyerang pusat-pusat pemerintahan di Kiev.

“Kami berharap negara-negara yang telah mendesak semua orang untuk mencegah perluasan perang akan bereaksi terhadap pernyataan yang disuarakan oleh Putin,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Heorhii Tykhyi.

Serangan Rusia menyebabkan lebih dari 1 juta orang yang kehilangan listrik dan jutaan lainnya mengalami jadwal pemadaman listrik bergilir yang meningkat. Angkatan Udara Ukraina mengatakan Rusia menggunakan 91 rudal dan 97 pesawat nirawak dalam serangan itu. 

Angkatan Udara Ukraina mengatakan 12 di antaranya mengenai sasaran, yang sebagian besar adalah fasilitas energi dan bahan bakar. Semua rudal atau pesawat nirawak yang ditujukan ke Kiev berhasil ditembak jatuh.

“Musuh menggunakan sejumlah besar rudal dan pesawat nirawak. Penggunaannya secara besar-besaran di area tertentu sering kali melebihi jumlah sarana perlindungan (pertahanan udara),” kata Angkatan Udara Ukraina dalam sebuah pernyataan.

Di wilayah Lviv, 523.000 pelanggan kehilangan listrik, kata kepala daerah Maksym Kozytsky di media sosial. Wilayah itu, di bagian barat negara itu, berbatasan dengan Polandia.

Tepat di sebelah utara wilayah Lviv, 215.000 pelanggan kehilangan daya di wilayah Volyn, dan 280.000 pelanggan kehilangan daya di wilayah tetangga Rivne, kata gubernur mereka.

“Infrastruktur energi sekali lagi menjadi sasaran serangan besar-besaran musuh,” tulis Menteri Energi Ukraina German Galushchenko di Facebook.

Ukrenergo, operator jaringan listrik nasional, memberlakukan pemadaman listrik darurat di tengah serangan itu, kata Galushchenko.

Para pejabat mengatakan kepada Reuters bahwa beberapa unit tenaga nuklir terputus dari jaringan selama serangan itu. Perusahaan listrik swasta DTEK mengatakan pemadaman listrik berdampak pada wilayah Kiev, Odesa, Dnipropetrovsk, dan Donetsk.

Beberapa pejabat daerah mengatakan layanan air juga terdampak oleh serangan udara tersebut. Kepala kantor kepresidenan Ukraina, Andrii Yermak, mengatakan dalam sebuah unggahan Telegram bahwa Rusia telah menimbun rudal untuk menyerang infrastruktur Ukraina dan melancarkan perang terhadap warga sipil selama musim dingin, The Associated Press melaporkan.

Peringatan tiga tahun invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina semakin dekat, dan pasukan darat Rusia bergerak maju dengan kecepatan tercepat dalam dua tahun. Kementerian Luar Negeri Ukraina mendesak mitranya untuk mempercepat pengiriman bantuan militer, dengan mengatakan bahwa hal itu lebih penting daripada merekrut lebih banyak orang.

“Kami sekarang berada dalam situasi ketika kami membutuhkan lebih banyak peralatan untuk mempersenjatai semua orang yang telah dimobilisasi. Kami pikir prioritas pertama adalah mengirim bantuan militer yang lebih cepat,” Tykhyi, juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, mengatakan kepada wartawan di Kiev. (wib)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment