- Swasembada Pangan Optimistis Cepat Terwujud dengan Kolaborasi NFA dan Kementrans
- Konsisten Meliput Sampah Demi Edukasi dan Solusi
- BBM Aman, Menteri ESDM Apresiasi Kesiapan Satgas Nataru Pertamina
- Dorong Energi Terbarukan, Pertamina Tampung Minyak Jelantah di Wilayah Jabodetabek dan Bandung
- Tangkap Pelaku Penganiayaan Aktivis Pembela HAM Lingkungan Hidup di Teluk Bintuni, Papua Barat
- Mentan Amran dan Panglima TNI Perkuat Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan
- Gateway of Java, Menjelajah Indahnya Panorama Yogyakarta
- Resmi Dilantik, DPC HIPPI Jakarta Timur Siap Berkolaborasi dengan Berbagai Pihak
- Ketum Pandutani: Pemaafan Koruptor yang Kembalikan Uang Korupsi Efektif Memulihkan Keuangan Negara
- Kemenekraf Dorong Penguatan Ekonomi Perempuan Melalui \'Emak-Emak Matic\'
Cadangan Pangan Diperkuat untuk Antisipasi Bantuan Bencana
JAKARTA – Pemerintah berkomitmen untuk menguatkan stok
Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan,
seperti terjadinya bencana. Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency
(NFA) Arief Prasetyo Adi menuturkan stok CPP selama ini dipertebal, turut
disiapkan untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana.
Adapun hal tersebut terkait adanya potensi banjir besar bagi
wilayah Jakarta dan sekitarnya sebagaimana peringatan dari Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"Antisipasinya pemerintah sudah punya CPP yang cukup.
Untuk di Bulog Jakarta ada stok beras 280 ribu ton. Kita tidak berharap bencana
terjadi. Mari kita berdoa semuanya baik-baik saja. Tapi kita telah bersiap dari
segi pangan. Seperti kemarin untuk masyarakat terdampak erupsi Gunung Lewotobi,
kita minta Bulog untuk menyalurkan," ungkap Arief selepas meninjau Pasar
Kebayoran Lama, Jakarta pada Jumat (6/12/2024).
Baca Lainnya :
- NFA Terus Perkuat Cadangan Pangan Pemerintah0
- Ini yang Membuat Prabowo Yakin Indonesia Bisa Bebas dari Impor Semua Produk Pangan0
- Presiden Prabowo Dorong Swasembada Pangan dan Ekonomi Biru Lewat Perikanan Budidaya0
- Susu: Sapi dan Sastra0
- Kejar Swasembada Pangan, Indonesia Stop Impor Garam Mulai 20250
"Jadi sekarang kita sudah punya sistem khusus untuk
bencana. Begitu ada bencana, Pemda bersurat ke Badan Pangan Nasional mengenai
bantuan pangan beras. Setelah itu diverifikasi dan Badan Pangan Nasional
menugaskan Bulog untuk penyaluran. Nomor satu, bantuan dalam bentuk beras sudah
ada dulu. Berikutnya tentunya pasti ada dari Kementerian Sosial, BNPB (Badan
Nasional Penanggulangan Bencana), dan lainnya," sambungnya.
Untuk diketahui, dalam membantu penanggulangan bencana dan
keadaan darurat terkait erupsi Gunung Lewotobi Laki Laki di Kabupaten Flores
Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa waktu lalu, pemerintah melalui NFA
telah menugaskan Perum Bulog untuk menyalurkan CPP dalam bentuk beras sejumlah
63.979 kg. Ini diperuntukkan bagi 5.816 jiwa dengan alokasi 250 gram selama 44
hari.
Di samping itu, Bulog juga diminta mempercepat penyaluran
bantuan pangan beras tahap ketiga alokasi bulan Desember, khusus bagi
masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki Laki. Penggunaan CPP
untuk bencana dan keadaan darurat seperti ini telah diatur dalam Peraturan
Presiden Nomor 125 Tahun 2022. Sementara teknis penyalurannya diperincikan
dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 30 Tahun 2023.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengajak pula kepada
pemerintah daerah untuk mengelola Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD),
sehingga ketahanan pangan secara nasional dapat semakin kuat. Adapun tata cara
perhitungan jumlah CPPD dalam bentuk beras telah diatur dalam Perbadan Nomor 15
Tahun 2023.
"Perlu disampaikan kepada masyarakat luas dan seluruh
pemerintah daerah, kita harus punya CPPD. Sebagai referensi di Jakarta punya
Food Station, di situ ada cadangan beras. Lalu Pasar Jaya di beberapa pasarnya
sudah memiliki cold storage untuk memperpanjang shelf life," ujar Arief.
"Jadi stok itu tidak bisa sekali datang, lalu habis.
Kita harus punya buffer dan kita cadangkan. Nantinya secara keseluruhan indeks
ketahanan pangan secara nasional itu akan naik. Begitu ketahanan pangan jadi
lebih tinggi, harga bisa stabil seperti hari ini," pungkasnya.