- Swasembada Pangan Optimistis Cepat Terwujud dengan Kolaborasi NFA dan Kementrans
- Konsisten Meliput Sampah Demi Edukasi dan Solusi
- BBM Aman, Menteri ESDM Apresiasi Kesiapan Satgas Nataru Pertamina
- Dorong Energi Terbarukan, Pertamina Tampung Minyak Jelantah di Wilayah Jabodetabek dan Bandung
- Tangkap Pelaku Penganiayaan Aktivis Pembela HAM Lingkungan Hidup di Teluk Bintuni, Papua Barat
- Mentan Amran dan Panglima TNI Perkuat Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan
- Gateway of Java, Menjelajah Indahnya Panorama Yogyakarta
- Resmi Dilantik, DPC HIPPI Jakarta Timur Siap Berkolaborasi dengan Berbagai Pihak
- Ketum Pandutani: Pemaafan Koruptor yang Kembalikan Uang Korupsi Efektif Memulihkan Keuangan Negara
- Kemenekraf Dorong Penguatan Ekonomi Perempuan Melalui \'Emak-Emak Matic\'
Pilkada Serentak 2024: Upaya Merajut Sinergi dan Harmonisasi
Hendri Irawan
Pemimpin Redaksi
porosbumi.com
Baca Lainnya :
- Simak Panduan Cara Mendirikan Koperasi0
- Hizbullah dan Israel Sepakat Gencatan Senjata Selama 60 Hari0
- SBY: Saya Punya Kewajiban Moral Menyukseskan Dua Agenda Besar Presiden Prabowo 0
- Politik Uang, OTT KPK, dan Netralitas ASN Jadi Sorotan0
- Potensi Kerugian Petani Rp3,23 Triliun, Mentan Sikat 27 Perusahaan Pupuk0
PELAKSANAAN pencoblosan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)
serentak 2024 telah berlangsung, pada Rabu (27/11/2024). Meski banyak rilis dan
berita terkait hasil hitung cepat (quick qount) dari berbagai lembaga survei baik
resmi maupun “tak resmi’ (bahkan dari tim sukses dari masing-masing kontestan
yang berlaga) tentang siapa saja kandidat yang menang, tetap saja masyarakat daerah
yang sudah menyumbangkan suaranya harus menunggu pengumuman resmi dari Komisi
Pemilihan Umum (KPU).
Dalam pernyataannya kepada
wartawan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan pelaksanaan Pilkada
serentak 2024 di seluruh Indonesia berlangsung aman dan kondusif. "Dari
hasil pemantauan bersama melalui posko pengamanan, situasi secara umum masih
relatif aman dan terkendali," ungkap Jenderal Sigit usai memantau langsung
situasi terkini Pilkada di Posko Pengamanan Subden Denma Mabes TNI, Jakarta
Pusat, Rabu (27/11).
Patut diakui, secara umum
pelaksanaan pencoblosan Pilkada serentak 2024 berjalan lancar dan sangat
kondusif. Namun ibarat pepatah, Tak Ada Gading yang Tak Retak. Pastinya Pilkada
serentak 2024 juga meninggalkan secarik catatan yang kelak menjadi rekam jejak bagi
perjalanan panjang bangsa Indonesia dalam merajut proses demokrasi. Apalagi, diketahui
total daerah yang melaksanakan Pilkada serentak 2024 sebanyak 545 daerah dengan
rincian 37 provinsi, 415 kabupaten, dan 93 kota. Sebuah hajatan super besar
yang banyak menguras energi, pikiran, tenaga dan tentunya biaya, termasuk di
dalamnya mempertaruhkan harapan atau cita-cita besar.
Tentu banyak sekali
dinamika yang berkembang selama proses Pilkada serentak 2024, mulai dari sebelum
hari pencoblosan, pencoblosan hingga pasca pencoblosan ke depan, yang semua
dinamika tersebut sebagai cermin harapan besar masyarakat di daerah akan sosok pemimpinnya
kelak. Sosok pemimpin yang mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik,
menyejahterakan, adil dan makmur bagi masyarakat di daerah.
Lazimnya sebuah
kontestansi, di Pilkada serentak 2024 tentu ada pihak yang menang dan ada yang
kalah, ada yang puas dan ada yang tidak puas, ada yang menerima bahkan bisa
saja ada yang tidak menerima hingga mengajukan gugatan. Namun satu hal yang
patut disadari, bahwa ke depan - pasca Pilkada serentak 2024, ada seabrek PR
besar terutama harapan masyarakat di daerah yang mesti dipenuhi dan dituntaskan
oleh para pemimpin daerah yang terpilih ini.
PR besar dan harapan
masyarakat di daerah ini mustahil bisa terwujud jika tidak ada komitmen dan partisipasi
serta sinergi yang baik dari semua pihak (stakeholder) di daerah, terutama
sekali pemerintah pusat. Peran sentral pemerintah pusat, dalam hal ini pemimpin
nasional yang kini dipegang oleh Presiden Prabowo Subianto pastinya sangat
dibutuhkan untuk bisa mengakselerasi kemajuan dan pembangunan di daerah yang
muaranya terwujud Indonesia Emas 2045.
Akan ada banyak hal luar
biasa yang bisa dicapai dengan mengakselerasi pembangunan daerah buah sinergi
antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Di antaranya mampu meningkatkan pembangunan
infrastruktur seperti air bersih, listrik, jalan, jembatan, irigasi, dan sarana
publik lainnya yang diharapkan dapat menarik investor dan dunia usaha untuk semakin
banyak menanamkan modalnya di daerah.
Sinergi pemerintah pusat
dan daerah juga bisa mempercepat pengentasan kemiskinan dan membangun daerah
tertinggal, meningkatkan sarana dan prasarana di daerah, meningkatkan
pengelolaan potensi daerah dan daya saing daerah, termasuk mendorong pengembangan
dunia usaha, pengembangan sumber daya manusia dan potensi-potensi lainnya. Bahkan,
sinergi yang baik juga bisa meningkatkan ekosistem usaha di daerah. Di mana, penguatan
badan usaha milik daerah (BUMD) terutama peran Bank Pembangunan Daerah (BPD)
dalam penyediaan layanan yang mendukung digitalisasi pajak dan retribusi daerah
dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Bukan hanya program
pemerintah daerah saja yang terbantu. Sinergi yang baik juga mampu mewujudkan program
besar yang digulirkan Presiden Prabowo
Subianto. Di mana, dalam berbagai kesempatan Presiden Prabowo senantiasa menegaskan
ingin langsung bekerja, termasuk menunaikan janji-janji kampanyenya yang
terangkum dalam 17 program prioritas dan 8 program hasil terbaik cepat.
Presiden Prabowo berkeyakinan visi dan misinya bersama Wapres Gibran Rakabuming
Raka dapat terwujud dengan menjalankan program-program prioritas tersebut.
Adapun 8 program hasil terbaik cepat itu, yakni memberi
makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk
anak balita dan ibu hamil. Lalu, menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan gratis,
menurunkan kasus TBC 50 persen dalam lima tahun dan bangun RS lengkap
berkualitas di kabupaten; mencetak dan meningkatkan produktivitas lahan
pertanian dengan lumbung pangan desa, daerah, dan nasional; membangun
sekolah-sekolah unggul terintegrasi di setiap kabupaten, dan memperbaiki
sekolah-sekolah yang perlu renovasi.
Kemudian, melanjutkan dan menambahkan program kartu-kartu
kesejahteraan sosial serta kartu usaha untuk menghilangkan kemiskinan absolut;
menaikkan gaji ASN (terutama guru, dosen, dan tenaga kesehatan), TNI/Polri, dan
pejabat negara; melanjutkan pembangunan infrastruktur desa, Bantuan Langsung
Tunai (BLT), dan menyediakan rumah murah bersanitasi baik untuk yang
membutuhkan; serta mendirikan Badan Penerimaan Negara dan meningkatkan rasio
penerimaan negara terhadap produk domestik bruto (PDB) ke-23 persen.
Sementara 17 Program Prioritas yang dicanangkan, yakni swasembada
pangan, energi, dan air; penyempurnaan sistem penerimaan negara; reformasi politik,
hukum, dan birokrasi; pencegahan dan pemberantasan korupsi; pemberantasan
kemiskinan; pencegahan dan pemberantasan narkoba; jaminan tersedianya pelayanan
kesehatan bagi seluruh rakyat: Peningkatan BPJS kesehatan dan penyediaan obat
untuk rakyat.
Berikutnya, penguatan pendidikan, sains, dan teknologi,
serta digitalisasi; penguatan pertahanan dan keamanan negara dan pemeliharaan
hubungan internasional yang kondusif, penguatan kesetaraan gender dan
perlindungan hak perempuan, anak, serta penyandang disabilitas; menjamin
pelestarian lingkungan hidup; menjamin ketersediaan pupuk, benih, dan pestisida
langsung ke petani; serta menjamin rumah murah dan sanitasi untuk masyarakat
desa dan rakyat yang membutuhkan.
Kemudian, melanjutkan pemerataan ekonomi, penguatan UMKM dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN); melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi berbasiskan sumber daya alam (SDA) dan maritim untuk membuka lapangan kerja yang seluas- luasnya dalam mewujudkan keadilan ekonomi; memastikan kerukunan antarumat beragama, kebebasan beribadah, dan perawatan rumah ibadah; serta pelestarian seni budaya, peningkatan ekonomi kreatif, dan peningkatan prestasi olahraga.
Gebrakan Awal yang Diapresiasi dan Dikritik
Berbagai gebrakan awal Presiden Prabowo Subianto sejak
dilantik 20 Oktober 2024, mendapatkan apresiasi masyarakat. Selain diapresiasi,
di tengah gebrakan Prabowo tersebut juga muncul berbagai kritikan. Kritik di
negara demokrasi memang sangat penting dan bisa menjadi vitamin, terlebih jika kritikan
tersebut diarahkan pada hal-hal yang substansial. Bukan karena perbedaan
pilihan politik atau suka dan tidak suka, apalagi tidak objektif dan
mengada-ada.
Khusus untuk gebrakan yang diapresiasi, tentunya hal baik
ini diharapkan juga menular ke para kepala daerah terpilih di Pilkada serentak
2024, sehingga tercipta sinergi dan harmonisasi dalam membangun Indonesia. Diketahui,
gebrakan awal Prabowo yang menuai apresiasi mulai dari pembekalan Hambalang,
retret Magelang hingga berbagai imbauan Prabowo agar para menteri Kabinet Merah
Putih langsung bekerja, tidak korupsi hingga mewajibkan menteri dan wakil
menteri untuk memakai mobil dinas produksi dalam negeri, Maung dari Pindad.
Tak hanya itu, Prabowo juga mengingatkan menteri dari parpol
untuk tidak mencuri uang APBN, serta berkomitmen langsung tancap gas bekerja
setelah pembekalan di Hambalang dan Magelang selesai. "Langkah-langkah
Prabowo Subianto ini seolah ingin menjawab tingkat kepercayaan dan ekspektasi
publik yang sangat besar terhadap pemerintahannya, sebagaimana tercermin dalam
survei Indikator Politik yang menyatakan bahwa 85,3% masyarakat Indonesia yakin
Prabowo akan bisa membawa Indonesia bergerak ke arah yang lebih baik,"
ungkap Pengamat politik Citra Institute Efriza, dikutip dari beritasatu.com.
Lebih dirincikan, gebrakan yang terjadi dalam 10 hari
pertama kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto adalah pengungkapan kasus
korupsi dengan 28 tersangka, yang menyebabkan kerugian negara mencapai Rp3,1
triliun. Salah satu kasus yang terungkap adalah korupsi yang melibatkan seorang
tersangka dari PT Asset Pacific, yang diduga terlibat dalam penyalahgunaan izin
ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan produknya untuk periode 2021-2022, dengan
kerugian negara mencapai Rp1 triliun.
Selain itu, terdapat tersangka korupsi anggota DPRD Solo,
Kevin Fabiano, yang diduga terlibat dalam penyalahgunaan dana hibah NPCI
sebesar Rp 122 miliar, serta penetapan lima tersangka dalam kasus yang
melibatkan Ronald Tannur. Hal ini pun tentunya mendapatkan banyak respon
positif dari masyarakat Indonesia. Lalu, pengungkapan dan penangkapan seorang
pegawai dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang diduga terlibat
dalam kasus perjudian online (Judol).
Gebrakan berikutnya, yakni Keputusan Presiden Prabowo
Subianto untuk menghapus atau melakukan pemutihan utang bagi UMKM, petani, dan
nelayan berawal setelah beliau mendengarkan saran dan aspirasi dari berbagai
pihak, terutama kelompok tani dan nelayan di seluruh Indonesia. Selanjutnya,
kebijakan ini diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024 yang
ditandatangani oleh Prabowo pada Selasa (5/11/2024).
“Pemerintah berharap dapat membantu saudara-saudara kita,
para produsen yang bekerja di bidang pertanian, UMKM, dan sebagai nelayan yang
merupakan produsen pangan yang sangat penting, mereka dapat meneruskan
usaha-usaha mereka, dan mereka bisa lebih berdaya guna untuk bangsa dan
negara,” ungkap Presiden Prabowo.
Tidak hanya itu, melalui Kementerian Pertanian dan lembaga
lainnya, Presiden Prabowo juga terlihat berkomitmen membantu kesusahan petani. Teranyar,
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menindak tegas sejumlah eselon di Kementan dan
27 perusahaan pupuk yang terindikasi memalsukan pupuk hingga merugikan potensi
pendapatan petani lebih dari Rp3 triliun.
Berikutnya, Presiden Prabowo melakukan perubahan pada
struktur tugas dan fungsi sejumlah kementerian, salah satunya adalah
memindahkan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang sebelumnya berada di bawah
koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian),
kini langsung berada di bawah koordinasi Presiden Prabowo Subianto. Perubahan
ini pun didasarkan pada Perpres (Peraturan Presiden) Nomor 139 Tahun 2024
tentang penataan tugas dan fungsi kementerian negara dalam Kabinet Merah Putih
untuk periode 2024-2029.
Dalam lingkup global, Presiden Prabowo juga membuat gebrakan
dengan bergabung dan diakuinya Indonesia sebagai salah satu dari 13 negara
mitra BRICS. Meski demikian, Indonesia belum menjadi anggota penuh, dan
Presiden Prabowo Subianto berkeinginan agar Indonesia dapat bergabung sebagai
anggota tetap dalam kelompok BRICS. BRICS sendiri merupakan gabungan yang
terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Secara
keseluruhan, BRICS menyumbang sekitar seperlima dari perdagangan global. Salah
satu alasan Presiden Prabowo Subianto ingin Indonesia menjadi anggota tetap
BRICS adalah untuk mempertahankan prinsip gerakan non-blok yang dianut oleh
Indonesia.