- Petani Sawit di Lebak Wujudkan Ketahanan Pangan dengan Padi Gogo
- PNBP Pasca Produksi Tingkatkan Penerimaan Negara dan Akurasi data Perikanan Tangkap
- KKP Ragamkan Potensi Mangrove di Pangandaran Jadi Lokasi Eduwisata
- Sambut Libur Nataru, Menteri PU Tinjau Jalan Tol Fungsional Gending-Krasaan
- Dosen Ilkom UNY Beri Pelatihan Pelayanan Prima Bagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Depok
- Kota dan Perkara Makan
- Libur Nataru 2025: Pertamina NRE Jamin Pasokan Energi Ramah Lingkungan
- Tonggak Baru Menuju Kemandirian Pangan 2025
- Epic Sale 2024: Sinergi Pemerintah dan Ritel Jaga Stabilitas Harga Pangan
- Perpustakaan: Berita dan Nostalgia
Petani Sawit di Lebak Wujudkan Ketahanan Pangan dengan Padi Gogo
LEBAK - Para petani sawit di
Kabupaten Lebak, Banten, turut serta dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan
dengan menanam padi gogo di sela-sela tanaman sawit. Sabtu (22/12) sebanyak 17
hektar lahan sawit yang baru diremajakan melalui program Peremajaan Sawit Rakyat
(PSR) mulai ditanami padi varietas Situ Bagendit dengan metode tumpang
sisip. Integrasi padi gogo dengan PSR ini akan dilanjutkan di lahan-lahan
lain yang diremajakan dengan bantuan program PSR.
Padi gogo ini diperkirakan dapat dipanen dalam waktu 3
hingga 4 bulan dengan produktivitas mencapai 3-4 ton per hektar. Metode tumpang
sisip padi ini tidak hanya mendukung produksi pangan, tetapi juga menjadi
sumber pendapatan tambahan bagi petani sambil menunggu tanaman sawit peremajaan
berbuah sekitar dua setengah tahun lagi.
Suryadi, salah satu petani sawit mengaku sangat senang dan
terbantu dengan peogram tusip padi gogo yang didorong Kementrian Pertanian. Dia
bertekad akan terus menanam padi gogo di sela sela tanaman sawitnya sebelum
tanaman tersebut berbuah dan menghasilkan tandan buah segar.
Baca Lainnya :
- Bupati Rembang Ingatkan Petani Waspadai Cuaca Ekstrem pada Musim Tanam I0
- Totalitas Gestianus Sino Bertani di Atas Batu Karang0
- Penyederhanaan Regulasi Pupuk Subsidi Masuk Tahap Final dan Segera Diajukan ke Presiden0
- Sawah: Pekerjaan dan Pangan0
- Kebun dari Limbah Galon: Inovasi FTUI dengan Koperasi SAS di Desa Sukajaya0
Sementara Wawan, Ketua Koperasi Petani Sawit Liman Taka,
berharap pemerintah bisa memberikan bantuan benih padi gogo dan pupuk di setiap
musim tanam agar program tumpang sisip padi gogo ini bisa berkelanjutan. "Kami
sangat senang dengan program ini. Selain membantu peremajaan sawit, tusip padi
ini menjadi peluang tambahan penghasilan bagi kami," ujar Wawan.
Bantuan Program PSR
Penanaman perdana padi gogo ini mendapat dukungan penuh dari
Kementerian Pertanian. Pelaksana tugas Dirjen Perkebunan, Heru Tri Widarto yang
memimpin penanaman perdana, menilai langkah ini sangat strategis.
"Integrasi program PSR dengan tusip padi gogo, bukan
hanya soal peremajaan sawit, tetapi juga menciptakan solusi untuk ketahanan
pangan. Pemerintah sedang mengupayakan agar PSR mendatang juga mencakup bantuan
benih untuk tumpang sisip padi gogo," ujar Heru.
Dalam program PSR, petani menerima bantuan penumbangan dan
pembersihan tegakan, herbisida, benih, hingga pupuk, dengan nilai total
mencapai Rp60 juta per hektar. Secara nasional, program PSR tahun ini
mencakup sekitar 50 ribu hektar lahan. Yang sudah melaksanakan tumpang sisip
padi gogo sekitar 5 ribu hektar. Penetapan kenaikan bantuan PSR dari Rp30 juta
menjadi Rp60 juta baru dilakukan September lalu.
Integrasi padi gogo dengan PSR di Lebak ini menunjukkan
bahwa ketahanan pangan dapat berjalan seiring dengan pengelolaan perkebunan
sawit yang berkelanjutan. Program ini menjadi model kolaborasi produktif antara
pemerintah dan petani untuk meningkatkan kesejahteraan dan menjaga ketersediaan
pangan. (rel)