- Petani Sawit di Lebak Wujudkan Ketahanan Pangan dengan Padi Gogo
- PNBP Pasca Produksi Tingkatkan Penerimaan Negara dan Akurasi data Perikanan Tangkap
- KKP Ragamkan Potensi Mangrove di Pangandaran Jadi Lokasi Eduwisata
- Sambut Libur Nataru, Menteri PU Tinjau Jalan Tol Fungsional Gending-Krasaan
- Dosen Ilkom UNY Beri Pelatihan Pelayanan Prima Bagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Depok
- Kota dan Perkara Makan
- Libur Nataru 2025: Pertamina NRE Jamin Pasokan Energi Ramah Lingkungan
- Tonggak Baru Menuju Kemandirian Pangan 2025
- Epic Sale 2024: Sinergi Pemerintah dan Ritel Jaga Stabilitas Harga Pangan
- Perpustakaan: Berita dan Nostalgia
Tonggak Baru Menuju Kemandirian Pangan 2025
JAKARTA - Indonesia tengah bersiap
mencetak sejarah baru dalam sektor pertanian dengan menjadi eksportir jagung
untuk pakan ternak pada tahun 2025. Pencapaian ini sangat mungkin terealisasi
berkat surplus produksi jagung nasional yang terus meningkat. Optimisme itu
dikemukakan Menteri Koordinator bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas).
Zulhas optimistis di tahun 2025 Indonesia sudah mampu
memproduksi jagung sebanyak 16,7 juta ton. Sementara kebutuhan nasional kita 13
juta ton. “Artinya, tahun itu Indonesia surplus jagung. Bisa ekspor kita.
Produksi jagung jadi suprlus berarti Indonesia bisa ekspor,” ujar Zulhas dalam
konferensi pers di Jakarta, Senin (9/12/2024).
Proyeksi surplus sebesar 3,7 juta ton menjadi penanda
keberhasilan berbagai program pemerintah di sektor pertanian. Itu semua
dilakukan dengan pelbagai upaya, seperti meningkatkan hasil panen melalui
penyediaan benih unggul, perbaikan infrastruktur irigasi, dan edukasi terhadap
petani.
Baca Lainnya :
- Epic Sale 2024: Sinergi Pemerintah dan Ritel Jaga Stabilitas Harga Pangan0
- Swasembada Pangan Optimistis Cepat Terwujud dengan Kolaborasi NFA dan Kementrans0
- Mentan Amran dan Panglima TNI Perkuat Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan0
- Sinergi Kementan-Kementrans Bangun Kawasan Pertanian untuk Swasembada Pangan0
- Mewujudkan Asa Swasembada Pangan0
Dengan surplus tersebut, Zulhas melihat ekspor sebagai
langkah strategis berikutnya untuk meningkatkan daya saing petani lokal di
pasar internasional. Menurutnya, keberhasilan ini bukan hanya soal angka,
tetapi juga bukti bahwa Indonesia mulai meraih kemandirian pangan yang menjadi
visi besar pemerintah.
“Surplus ini adalah bukti kerja keras kita semua, dari
petani hingga pemerintah. Tahun depan, kita akan pastikan kebutuhan jagung
pakan ternak sepenuhnya dipenuhi dari hasil panen petani kita sendiri,” tegas
Zulhas.
Hapus Impor Pakan
Zulhas mengungkapkan bahwa mulai tahun depan, impor jagung
untuk kebutuhan pakan ternak akan dihentikan. Langkah ini diambil untuk
mendukung kesejahteraan petani lokal serta memaksimalkan pemanfaatan produksi
domestik.
Namun, di tengah optimisme tersebut, Zulhas mengakui bahwa
impor masih diperlukan untuk memenuhi kebutuhan industri. Pada 2025, pemerintah
menyetujui impor sebesar 900.000 ton jagung industri dari permintaan awal
sebesar 1,7 juta ton.
“Jagung industri masih ada impor karena kualitas jagung
lokal belum sepenuhnya memenuhi standar industri. Kita hanya setujui 900.000
ton, yang selebihnya harus diupayakan dari petani kita sendiri. Ini sekaligus
tantangan untuk meningkatkan kualitas,” jelas Zulhas. Langkah ini diharapkan
menjadi motivasi bagi petani untuk terus berinovasi sehingga mampu memenuhi
kebutuhan industri nasional di masa mendatang.
Komoditas Lainnya
Tak hanya jagung, Zulhas juga menegaskan bahwa pada 2025
Indonesia akan sepenuhnya mengandalkan produksi lokal untuk komoditas penting
seperti garam konsumsi, gula konsumsi, dan beras konsumsi.
“Kita tidak impor garam konsumsi, gula konsumsi, beras
konsumsi, maupun jagung untuk pakan. Semuanya dari produksi lokal. Ini langkah
besar menuju kemandirian pangan,” katanya. Kebijakan ini menunjukkan komitmen
pemerintah untuk meminimalkan ketergantungan pada impor sekaligus memperkuat
ketahanan pangan nasional.
Kualitas Produksi
Meski demikian, pemerintah juga menyadari bahwa masih ada
tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah meningkatkan kualitas jagung
lokal agar dapat memenuhi standar industri.
Zulhas menegaskan bahwa pemerintah akan terus mendampingi
petani dalam proses ini, mulai dari pelatihan hingga penyediaan teknologi
pertanian yang lebih baik. “Kekurangan 800.000 ton (untuk industri) adalah
tugas kita untuk melatih petani agar kualitasnya sesuai kebutuhan. Karena
sebenarnya jagungnya sama, hanya proses yang membedakannya,” ujarnya.
Tahun 2025 diyakini akan menjadi tonggak penting bagi
perjalanan Indonesia menuju kemandirian pangan. Dengan langkah-langkah
strategis yang tengah disiapkan, Indonesia tak hanya ingin memenuhi kebutuhan
domestik, tetapi juga memperluas pengaruhnya di pasar internasional.
“Surplus produksi ini adalah modal besar. Kita tidak hanya
memenuhi kebutuhan nasional, tetapi juga membuka peluang bagi petani untuk
bersaing di pasar global,” pungkas Zulhas.
Melalui sinergi antara pemerintah, petani, dan pelaku industri, mimpi Indonesia menjadi eksportir jagung bukanlah sekadar angan-angan. Tahun 2025 menjadi awal dari babak baru di mana kemandirian pangan tidak lagi menjadi cita-cita, melainkan sebuah realitas yang membanggakan.
Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Taofiq Rauf
Sumber: Indonesia.go.id